Baru dengar namanya saja sudah membuat kita happy, bukit gitu lho... yang pasti berada di alam, eh maksudnya tempat wisata yang pengunjungnya disuguhi dengan keindahan alam.
Kali ini kita berlibur dalam suana yang Fitri (red : liburan idul Fitri). Ibu, bapak dan suami mendapat jatah libur lebih panjang dari mereka yang kerja kantoran, mereka seorang pendidik, double holiday liburan ganda, liburan setelah ujian kenaikan kelas dan liburan hari raya idul Fitri sebulan lebih lamanya...mantab dah pokoknya.
Awalnya kita berencana mengunjungi tempat pemeliharaan satwa, tetiba di tengah perjalanan kita berubah pikiran, "kayaknya lebih asyik kalau kita maen ke bukit bangkirai?, Temen deket rumah bilangnya juga mau kesana" kata bapak. Kita belum merespon karena sedang mempertimbangkan. "Lagian berpuluh tahun kita tinggal di sini belum pernah sekalipun maen ke sana bu" kata bapak lagi. Ok..kita pun meng-iya-kan.
Perjalanan kita lanjutkan terus menuju arah bukit. Mencapai menit ke 50 namun blm sampai juga ke tempat tujuan, terus dan terus mobil kita melaju dengan kecepatan sedang. Tiga puluh menit kemudian belum nyampai juga, lelah penat mulai terasa ditambah lagi jalan yang kurang bersahabat karena sudah pada rusak (geronjal-geronjal) lubang jalan di sana-sini, debu beterbangan kemana-mana, dan kerikil berhamburan serta rasa khawatir kehabisan bensin yang tadi belum sempet di isi.
Sudah sejauh ini, masak iya kita mau puter balik dan menyerah begitu saja. Oke lah terus melaju saja di atas jalan yang nggronjal-nggronjal. Di menit yang ke 100 kira-kira sampailah kita di tempat tujuan, masih terasa lelah jadi belum begitu terkesan.
Sampai di pintu masuk membayar retribusinya sebesar Rp 11rb/orang (dewasa). Baru setelah masuk kita disuguhi keindahan alam yang menyejukkan, di area ini ada beberapa lamin-lamin, kolam renang, tempat makan, perahu dayung, Jungke cabin dan yang paling seru adalah canopy bridge (jembatan tajuk).
Untuk sampai ke conopy bridge kita harus berjalan menyusuri hutan dengan melewati dua track, track pertama sepanjang 150 M, tapi menurutku lebih dech 150 M.
Banyak terdapat pohon-pohon bangkirai yang tinggi menjulang ke atas batangnya, namun ada juga pohon-pohon yang tumbang karena keropos di makan rayap, batang dasarnya lebar betul sepertinya sudah berusia puluhan tahun, tapi sayang, batang-batang pohon besae itu tidak dimanfaatkan tergeletak di tanah begitu saja.
Sampai track ke-2 sepanjang 300 M, halamannya semakin banyak alias naik. Tapi ga perlu khawatir, saat merasa lelah bisa istirahat' sejenak di Pondok Rehat.
Nyampelah di Jembatan Takuk, WOW...ngeri betul ngeliatnya. Panjang jembatannya kurang lebih 64 m yang digantung melewati 5 pohon Bangkirai dengan ketinggian 30 m.
Kata petugasnya jembatan tajuk ini merupakan yang pertama di Indonesia, Konstruksinya dibuat di Amerika Serikat. Peneliti asal Amerika serikat melakukan survey di lokasi tersebut, setelah itu dilakukan pembangunan pada bulan januari 1998 dan pembangunan yang kedua pada bulan februari 1998 dimana, dikerjakan oleh kontraktor Amerika yang tergabung dalam CCA (Canopy Constraction Asosiated) sebanyak enam orang orang dengan dibantu tenaga lokal sebanyak tiga orang. Selain kayu dalam konstruksinya digunakan pula bajatahan karat atau Galvanized dari Amerika.