Pages

Minggu, 14 Maret 2021

Menyambut Hadirnya Anak Sholeh



Setiap proses persalinan selalu ada doa, harapan, kesakitan sebagai penggugur dosa, air mata dan tawa bahagia. Kita hanya perlu menikmati setiap rasa yang kian datang silih berganti, nikmati, nikmati dan nikmati. Karna tak ada rasa yang kekal, semuanya akan berlalu seiring berjalannya waktu.

Jum'at dini hari sekitar pukul 03.30 Wita saya terbangun untuk buang air kecil, saya lanjutkan dengan menggosok gigi kemudian wudhu dan mengerjakan sholat lail. Sehabis sholat perut terasa mulas ringan, saya putuskan untuk melanjutkan tidur hingga waktu sholat subuh tiba.

Sebagaimana biasanya saya bangunkan si kakak untuk segera ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan berwudhu, kita melaksakan sholat subuh bersama. Sehabis sholat kakak mengajak jalan pagi, tapi karna perut terasa mulas dan punggung juga pegel luar biasa akhirnya kita tidak jadi jalan pagi.

Mulas ringan mulai terasa intens, saya putuskan untuk mengukur waktunya menggunakan aplikasi yang saya download di HP. Selang beberapa waktu saya komunikasikan dengan bidan yang bertanggung jawab di tempat tinggal kami.

Bidan merespon dengan baik, menanyakan kondisi dan menyarankan untuk banyak istirahat. Saya sudah tidak mengerjakan aktivitas rumah, hanya sesekali rebahan, jalan kaki di dalam rumah, senam paz maryam dengan memanfaatkan kusen jendela buat pegangan. ๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š

Sholat Asar telah berlalu, rasa mulas semakin kuat dan teratur. Saya komunikasikan kembali kepada bidan, beliau menanyakan apakah sudah keluar semacam bercak darah? saya jawab belum ada bu, tapi mulesnya udah semakin kuat, lalu bidan bertanya kembali? "ini persalinan yang ke berapa?", "ke empat bu", jawab saya. "Ya sudah setelah sholat maghrib kita sama-sama datang ke puskesmas, jangan lupa sekalian membawa perlengkapan untuk persalinan" kata bidan via telephon.

Seperangkat perlengkapan untuk persiapan persalinan ini sudah saya siapkan sejak jauh-jauh hari. Karena riwayat persalinan saya sebelumnya selalu lebih cepat dari Hari Perkiraan Lahir, daripada nanti buru-buru lebih baik dipersiapakan sejak awal saja.

Saya masih sholat maghrib, tapi masya Allah sudah sangat kuat kontraksinya. Selepas sholat kedua kakak diantarkan ke rumah Kakak Nafisa buat menginap di sana, lalu suami menghubungi pak dokter Anto, tidak lama pak dokter datang ke rumah dan mengantarkan kami ke puskesmas. Oh iya, di jalan sempat berhenti sekitar 10 menit untuk beli makan (yang pasti dibelikan sama pak dokter, makasih ya dok), tahu kan dalam 10 menit itu bisa terjadi kontraksi berapa kali? 3 sampai 4 kali, emak bangsa pasti tahu rasanya kontraksi itu bagaimana?, dan bapak bangsa kagak bakalan pernah merasakannya.

Dalam benak saya, "ini beneran udah mau lahiran belum ya? biasanya persalinan sebelum-sebelumnya ada tanda bercak darah atau semacamnya sebelum lahiran, paling ini baru pembukaan 2 atau 3" "batinku".

Setelah tiba di puskesmas, kemudian di cek bidan ternyata sudah bukaan 8 atau 9, atas izin Allah tidak sampe 45 menit bayi pun lahir, di susul dengan lahirnya plasenta, namun ada selaput yang belum bisa lepas hingga akhirnya harus di infus, dan setelah 30 menitan lebih baru bisa lepas, masya Allah leganya.

Pasca melahirkan kami menginap semalam di puskesmas untuk di observasi, ditemani si kakak nomer 3 yang mulai rewel sedari adiknya lahir tadi, seperti ada rasa cemburu gitu. 
Pagi sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah setelah menyelesaikan urusan administrasi, dijemput ammah anti tentunya.

Ini kedua kalinya saya melahirkan di puskesmas tersebut, sebelumnya melahirkan di ruang KIA / ruang praktek bidan dan kali ini di ruang obat๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š, karena selalu bersamaan dengan pasien lain saat persalinan. It's Ok tak mengapa.

Betapa Allah selalu membuat hati ini meleleh, atas segala kemudahan-kemudahan yang Dia berikan setiap proses persalinan, tanpa pertolonganNya saya tak punya kekuatan apa-apa. Alhamdulillah wa syukurilah.

Dan tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada temen-temen dan sahabat yang sudah membantu, mensuport dan mendoakan atas kelancaran persalinan ini, saya tidak bisa sebutkan satu per satu, semoga Allah berikan balasan terbaik kepada kalian semua.

Akhir kata, doakan kami agar mampu mengemban amanah menjadi orang tua yang bijak, dan anak-anak kami kelak menjadi anak sholih/ah, tangguh, pecinta Qur'an, Pemegang sunnah, bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, ummat, bangsa dan negara. Aamiin Allahuma aamiin.

Buol, 12 Maret 2021
28 Rajab 1442 H

Jumat, 05 Maret 2021

Menyambut Persalinan


Hari ini tepat 37 weeks usia kehamilan yang ke empat, semoga Allah selalu berikan kesehatan dan kelancaran saat proses persalinan nanti.

Masih saja merasa ada sedikit kekhawatiran dan kecemasan saat penantian persalinan itu, saya fikir ini hal yang wajar saja sich, tiap ibu yang menantikan kelahiran putra-putrinya akan merasakan hal yang sama, asal tidak belebihan saja.

Alhamdulillah hari ini sudah melakukan pemeriksaan terakhir, rapid antibodi dan pemeriksaan darah, mendapatkan hasil sesuai yang kami harapkan.

Ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan saat menjelang persalinan, di antaranya :

1. Kesiapan jiwa (psikologis)

2. Perencanaan tempat bersalin (Puskesmas, Klinik Bidan Praktek, Rumah Sakit, dll)

3. Barang-Barang yang dibawa saat bersalin

- Satu set baju ganti ibu (mulai dari kerudung, kaos kaki, masker dll)

- Dua set baju bayi (Bedong, baju, popok, diapers, sarung tangan dan kaki)

- Dua buah jarik

- Pembalut Nifas

- Buku KIA

- Identitas diri

Dan kini tinggal menunggu proses itu datang. Doakan ya sahabat, semoga proses persalinan nanti berjalan lancar, sehat, selamat serta menjadi anak sholih/ah, anak kuat, pintar dan cerdas.