Pages

Senin, 12 September 2022

Segenggam Takdir Allah swt di pekan Penuh Penjuangan

 


Akan aku tuangkan di sini, agar kelak suatu saat menjadi pengingat akan nikmat dan kasih sayang Allah swt yang begitu luar biasa.

Bulan lalu saat datang bulan yang di tunggu-tunggu belum juga hadir, kuberanikan diri untuk membeli tespek, dengan segera saya lakukan tes di kamar mandi. Alhamdulillah garis dua, bersyukur sekaligus kaget seperti belum percaya. Ok, pagi hari saya tes kembali dan hasilnya juga garis dua. Alhamdulillah rejeki buat kami sekeluarga.

Ok fiks, saya mulai menjaga asupan makanan yang saya konsumsi, berhati-hati dalam berkendara dan menjaga agar badan tidak terlalu capek. Berhenti menerapakan pola diet dan tidak berolah raga sama sekali. Saya begitu bersemangat menyambut kehamilan anak kelima kami, saya mulai mengobrak-abrik lemari memilah-milah kembali pakaian bayi yang masih bagus dan saya tata dalam sebuah lemari tersendiri agar mudah dijangkau.

Hari itu (Ahad) saya beraktivitas sebagaimana biasanya. Jam 6 saya tiba di pasar, berbelanja berbagai macam sayuran dan lauk untuk menyetok bahan makanan selama satu pekan. Tiba di rumah kira-kira jam 7.30, sarapan pagi lanjut beberes sayuran sekaligus menyusun foodprep agar mempermudah saat saya mau memasak.

Aktivitas foodprep selesai sekitar pukul 10.00, kemudian lanjut memasak untuk makan siang dan makan malam. Setelah dzuhur rehat hingga asar (tentunya sambil momong ya, tidak betul-betul rehat) hehehe. Kemudian sholat asar lanjut lipet-lipet pakaian yang baru saja di angkat dari jemuran.

Namun ketika hendak shalat asar ada sesuatu yang aneh, waktu BAK ada sekidit bercak darah yang ikut keluar, insya Allah tidak masalah batinku. Waktu berlalu dan saya beraktivitas sebagaimana biasanya hingga menjelang hendak tidur saya merasa seperti mau haid, perut agak nyeri dan punggung terasa agak pegel. Setelah saya ke kamar mandi ternyata keluar flek berwarna kecoklatan agak banyak. Mak deg hati saya, ada yang tidak beres dengan kehamilanku kali ini.

Pagi hari masih tetap sama keluar flek, melalui chat WA saya berkomunikasi dengan bidan yang bertanggung jawab di wilayah tinggal kami. Bidan menyarankan agar saya melakukan pemeriksaan ke puskesmas untuk mengambil surat rujukan ke Rumah Sakit hari itu juga, namun suami terlanjur berangkat ke sekolah, akhirnya saya putuskan untuk bedrest dan menunggu hingga esok pagi periksa ke puskesmasnya.


Selasa pagi, diantar suami dan ditemeni duo bocil untuk pemeriksaan, hasil USG ternyata sudah terlihat kantong kehamilan di dalam rahim namun belum terlihat sama sekali adanya bakal janin di dalamnya. Menurut keterangan dokter ada indikasi BO (Bilghted Ovum) janin tidak berkembang. Saya di sarankan untuk bedrest, dan dua pekan lagi di minta kontrol kembali. Oke saya pulang.

Rabu pagi, keluar darah segar seperti orang haid, saya tanyakan lagi kepada bidan wilayah saya harus ngapain? Saran bidan langsung segera periksa lagi ke rumah sakit, padahal kemaren baru saja periksa dari sana. Lalu saya coba tanyakan kepada Bidan Ega (temen ngaji), beliau mengatakan bedrest dulu sambil lihat perkembangannya seperti apa, dan beliau juga mengatakan itu seperti ciri-ciri mau abortus. Oke akhirnya saya bedrest total.

Setelah 3 hari, tepatnya hari jumat pagi, saya kembali periksa ke rumah sakit karena terasa mules terus menerus, dan kemaren sempat keluar gumpalan darah kecil. Saat di USG ternyata masih terlihat kantong kehamilan yang kosong. Lalu dokter memberi penjelasan panjang dan lebar, beliau berpesan, nanti jika pendarahan semakin banyak langsung datang ke rumah sakit untuk rawat inap. OK saya pulang lagi.

Perut masih terasa mules, mulesnya datang dan pergi, punggung terasa semakin pegel pula. Setelah sholat maghrib perut semakin mules hingga kram sampe tidak tertahankan, rasanya seperti kontraksi menjelang persalinan pas awal-awal mau proses pembukaan. Akhirnya kami memutuskan untuk segera berangkat ke rumah sakit. Saya tanyakan kembali kepada Bidan Ega, saya harus gimana, beliau bilang segera ke rumah sakit. Saya bergegas menyiapkan diri menuju kamar mandi, tiba-tiba saat berdiri keluar gumpalan darah sebesar genggaman tangan, Ya Allah sudah lepas batinku. Lalu di susul dengan darah segar yang mengalir, Ya Robbi kuatkan aku. Pasrah.



Tak berapa lama kami berangkat ke rumah sakit, Alhamdulillah segera tertangani oleh petugas di sana. Dalam satu ruang ada dua pasien, saya dan pasien lainnya yang sedang hamil. Malem itu kami tidur hanya berdua (di bed masing-masing). Tak ada yang menemani kami seorang pun. Lalu pagi harinya kami sempat mengobrol, bahwa suami beliau juga sedang menjaga anaknya yang masih kecil di rumah.

Sekitar pukul 9 saya melakukan pemeriksaan USG yang ketiga, ternyata masih ada kantong di rahim, lalu dokter menyarankan untuk di kuret. Alhamdulilah di temani bidan Ega dan kepala ranap RS, sayapun meminta pertimbangan kepada beliau, dan beliau juga menyarankan untuk kuret, ok kamipun setuju, dan setelah suami datang ke RS dilakukanlan tidakan kuret tersebut.


Gimana rasanya? Apakah sakit? Sakit sedikit, rasanya ngilu banget di perut. Dan prosesnya tidak lama hanya sekitar 10 menitan dan hanya dibius lokal.



Alhamdulillah setelah proses kuret selesai, tidak ada keluhan lagi, sore setelah asar di perbolehkan pulang ke rumah. Kini tinggal masa recovery. Mohon doanya ya semoga lekas sehat dan bugar kembali.