Pages

Jumat, 21 Juli 2023

TADABBUR SURAT AL ALAQ AYAT 1 - 5


Muqodimah 

Al Alaq artinya segumpal darah.

Surat Al Alaq termasuk ke dalam surat Makiyyah yang diturunkan kepada Nabi SAW sebelum hijrah ke Madinah. Wahyu pertama ini berisi tentang perintah membaca, karena dengan membaca kita bisa mengetahui tentang perintah Allah swt dan larangan-Nya. Manusia diciptakan bersamaan dengan aturan-aturan Allah swt agar hidupnya bisa berjalan secara teratur dan seimbang.

Surat Al Alaq merupakan surat yang pertama kali Allah SWT turunkan. Namun ada sebagian ulama yang mengatakan surat yang pertama turun adalah surat Al Fatihah, sebagian ulama yang lain berpendapat surat Al Mudatsir. Pendapat yang paling kuat adalah pendapat yang pertama.

Surat Al Alaq di turunkan pada masa awal kenabian. Saat itu Nabi saw tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis (umi). Hal ini juga bisa menjadi hujjah bahwa Al Quran benar-benar berasal dari Allah swt, bukan buatan atau karangan Nabi semata. 

Kisah turunnya wahyu pertama ini, disampaikan oleh Aisyah RA beliau bercerita bahwa wahyu pertama yang datang kepada Rasulullah SAW melalui mimpi yang benar. Mimpi beliau itu terlihat jelas layaknya cahaya subuh. Lalu beliau dianugrahi kecintaan untuk menyendiri, lalu beliau berkholwat dan bertahanus (ibadah panjang) di Gua Hira sampai akhirnya datang Malaikat Jibril dan berkata “Bacalah?” Beliau menjawab: “Aku sama sekali tidak bisa baca”. Malaikat memegang dan memeluk Nabi SAW dengan sangat kuat lalu melepaskannya dan berkata lagi “Bacalah!” Beliau menjawab “Aku sama sekali tidak bisa baca”. Malaikat memegang dan memeluk beliau ketiga kalinya dengan sangat kuat lalu melepaskannya lagi dan berkata “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah.”

Dengan segera beliau pulang dan menemui Khadijah RA seraya berkata “Selimutilah Aku, selimutilah Aku!.


Kelak akan ada banyak orang yang memiliki ilmu (qurro’) namun ia tidak betul-betul bisa mendalami maknanya (fuqoha).

Makna qurro’ ada 3 :

- Bertadabbur tapi tidak menyelami maknanya.

- Ilmu yang dimiliki hanya sebatas pada lisan namun tidak sampai pada hati dan akhlaknya.

- Bertambahnya ilmu namun tidak menambah kedekatannya kepada Allah swt.


Ayat 1

ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ 

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu Yang menciptakan,”

Surat Al Alaq di awali dengan kalimat iqro’ (aktivitas akal), yang kemudian akan memunculkan aktivitas hati (ketundukan/sujud) kepada Allah swt. 

Jumhur ulama sepakat bahwa surat Al Alaq ayat 1-5 ini merupakan surat yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad saw sebagai prinsip-prinsip kenabian pada saat beliau belum mengetahui apa itu Al Quran dan apa itu iman. 

Makna Iqro’ :

1. Membaca Quran : karena yang di turunkan saat itu merupakan ayat-ayat dalam Al Quran.

2. Membaca secara umum (semua ilmu).

Makna (bi) dari kalimat بِٱسْمِ :

1. Bi hanya sebagai sisipan yang tidak memiliki makna (pendapat lemah)

2. Makna bi :

Mulailah membaca dengan bismillah.

Mohonlah pertolongan kepada Allah swt dengan bismillah.

Niatkan ikhlas karena Allah swt apapun aktivitasnya.

Kenapa dalam ayat ini menggunakan kata بِٱسْمِ رَبِّكَ bukan bismillah ? Karena di sini Allah sedang berbicara dengan Nabi yang kondisinya sedang ketakutan, dan seolah Allah swt ingin berkata, “Akulah Robbmu, hilangkan kekawatiran dan ketakutanmu.

خَلَقَ : Yang Menciptakan segala sesuatu, disini Allah swt hendak mengingatkan kepada orang-orang musyrik bahwa Allahlah sang pencipta, meski sebenarnya mereka sudah memahami akan hal itu namun tetap saja mereka ingkar.

Refleksi

Allah ingin kita banyak membaca, mengambil ilmu baik dari Al Quran maupun ilmu yang lainnya. Lalu setelah ilmu itu kita dapatkan, hendaknya kita pelajari kembali dengan cara memikirkan dan merenungkan, agar ilmu tersebut masuk ke dalam hati dan nampak dalam akhlak keseharian kita.


Ayat 2

خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ مِنْ عَلَقٍ 

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah

Allah menyebut secara spesifik tentang penciptaan manusia, hikmahnya adalah :

1. Menunjukkan kemuliaan manusia dengan akalnya, mengutus para Nabi dari kalangan manusia, menurunkan kitab suci untuk manusia dsb.

2. Mengingatkan betapa besarnya nikmat yang Allah berikan kepada manusia. 

3. Menggambarkan keajaiban proses penciptaan manusia mulai dari setetes mani hingga menjadi manusia yang sempurna. 

Ayat-Ayat yang berkaitan dengan penciptaan manusia : 

QS. Ar Ruum ayat 12 : Manusia berasal dari debu.

QS. Al An’am ayat 2 : manusia dicipta dari tanah yang basah.

QS. Al Hijr ayat 26 : manusia dicipta dari tanah kering yang bersumber dari lumpur hitam dan bau.

QS. An Nahl ayat 4 : manusia berasal dari setetes air mani.

QS. Ath Thoriq ayat 6 : manusia berasal dari air yang memancar.

QS. As Sajadah ayat 8 : manusia berasal dari air yang hina (sperma).

QS. Al Insan ayat 2 : manusia berasal dari air mani yang tercampur.

QS. Al Haj ayat 5 : manusia berasal dari segumpal daging.

QS. Al Alaq ayat 2 : manusia berasal dari segumpal darah.

 عَلَقٌ merupakan bentuk jamak dari عَلَقَةٌ yang bermakna sesuatu yang menempel, terkait, atau terikat yang merupakan cikal bakal terbentuknya janin di dalam rahim. Dia asalnya berasal dari pertemuan antara sperma dan ovum kemudian menjadi segumpal darah yang terikat di rahim. Sebagaimana firma Allah swt dalam surat Al Mu’minun ayat 12-14 yang artinya : “Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.”

Allah telah mengabarkannya 1400 tahun yang lalu, sebuah ilmu yang baru dibuktikan melalui penelitian modern sekarang ini pada tahun 1940 dan baru bisa dibuktikan pada tahun 1955.

Secara garis besar penciptaan manusia di bagi menjadi 2:

1. Proses penciptaan Nabi Adam AS 

Berasal dari debu yang dicampur dengan air maka jadilah tanah yang basah, kemudian didiamkan dalam waktu yang lama sehingga menimbulkan bau, lalu dibiarkan kering dan mengeras kemudian dijadikanlah daging di tambah tulang dan sendi maka jadilah Nabi Adam AS.

2. Proses penciptaan manusia

Sebagaimana terdapat dalam QS. Al Mu’minun ayat 12-14. 

Refleksi


Ayat 3 

ٱقْرَأْ وَرَبُّكَ ٱلْأَكْرَمُ 

Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah”

Perbedaan makna iqro’ di ayat 1 dan ayat 3:

- Di ayat 1 perintah iqro untuk diri Nabi sendiri, sedangkan di ayat 3 untuk disampaikan ke manusia.

- Di ayat 1 membaca quran saat sholat, sedangkan di ayat 3 membaca quran di luar sholat.

- DI ayat 1 membaca untuk memahami kekuasaan Allah, sedangkan di ayat 3 untuk memahami syariat Allah.

Sisi yang menggambarkan Allah Maha Pemurah :

- Allah tetap memberi nikmat kepada manusia meski manusia tersebut ingkar kepada Allah.

- Allah selalu memberi tanpa di minta.


Ayat 4

ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلْقَلَمِ 

Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam”

Korelasi antara ayat 3 dengan ayat 4 adalah mengajarkan ilmu kepada manusia dengan perantaraan pena merupakan bentuk kemurahan Allah swt. Di sini Allah mengajarkan pentingnya mengikat ilmu dengan tulisan. Menulis merupakan aktivitas yang bermanfaat, ilmu sejarah, kitab-kitab semuanya juga di tulis.

Di ayat ini Allah ingin menunjukkan keajaiban pena, pena yang nota bene benda mati namun bisa menorehkan ilmu dengan sedemikian banyaknya.

Macam-macam pena :

1. Pena Takdir 

Pena yang diciptakan langsung oleh tangan Allah. Lalu Allah memerintahkan pena untuk menuliskan segala sesuatu sampai hari kiamat kelak. Mulai dari takdir yang kecil sampai takdir yang besar. Waktu pena menulis takdir ini adalah 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.

2. Pena Malaikat

Pena yang digunakan untuk mencatat seluruh perbuatan manusia.

3. Pena Manusia

Pena terbaik adalah pena yang digunakan menulis para sahabat, untuk menuliskan Al Quran dan Hadits, kemudian penanya para ulama yang menuliskan kitab-kitab. Pena yang digunakan oleh orang baik akan menjadi baik, sedang pena yang digunakan oleh orang jahat akan menjadi buruk.


Manfaat tulisan itu luar biasa. Tidaklah ilmu-ilmu para ulama terdahulu bisa dinikmati oleh manusia zaman sekarang kecuali dengan tulisan. Seandainya tidak ada tulisan niscaya ilmu-ilmu ulama akan hilang. Begitu pun dengan Al-Quran dan hadits-hadits Nabi bisa terjaga sampai sekarang karena ditulis selain dihafalkan.

Jika dibandingkan antara seorang yang menulis dan tidak menulis saat mendengarkan materi disampaikan maka ilmu seorang yang menulis tadi pada umumnya akan lebih melekat di dalam dadanya. Demikianlah kenyataannya. Walaupun orang yang menulis tadi membuang tulisannya setelah itu, tetapi paling tidak ketika menulis dia menggunakan Indera yang lebih banyak daripada orang yang sekedar mendengarkan tanpa menulis. Karena orang yang menulis, dia akan lebih berusaha untuk mendengarkannya secara seksama, berusaha menangkap poin-poin pentingnya, lalu menuliskannya kembali di dalam kertasnya.


Ayat 5

عَلَّمَ ٱلْإِنسَٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ 

Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”

Ayat ini merupakan ayat terakhir dari wahyu pertama turun. Menurut Imam Al Qurthubi ada tiga makna dari kata “manusia” dalam ayat ini :

1. Nadi Adam AS : Saat Allah swt mengajarkan kepada beliau nama-nama benda, padahal Malaikat tidak tahu nama-nama benda tersebut dan malaikat tidak malu untuk mengakuinya.

2. Nabi Muhammad saw : Allah swt menurunkan kitab dan sunnah kepada Nabi saw, serta mengajarkan kepada beliau apa yang belum di ketahui.

3. Manusia secara umum : Allah memberikan pendengaran, penglihatan  dan hati sebagai pintu masuknya ilmu yang sebelumnya terlahir tidak tahu apa-apa. Ilmu lah yang membuat manusia menjadi istimewa dibanding dengan makhluk lain dan merupakan karunia Allah yang amat besar sekaligus sebagai pembeda antara orang yang berilmu dengan orang yang tak berilmu.


Sumber Belajar :

1. Kajian Ustadz Abdullah Zaen

2. Kajian Ustadz Muhammad Yahya

3. Tafsir Sya’rawi

4. Rumaysho.com