Malam terasa hening, aku mempersiapkan teh manis di temani pisang goreng, singkong goreng dan juga kacang rebus. Sedari tadi aku sibuk di dapur karena malam ini rumah kontrakan kami menjadi tempat giliran ronda. Setelah semuanya siap akupun merebahkan badanku di atas kasur.
Tidak lama kemudian perut terasa mules, namun beberapa kali ke kamar mandi tak juga bisa buang hajat. Karena sudah merasa capek akhirnya aku tertidur pulas di iringi obrolan bapak-bapak yang sedang yang sedang duduk-dudui di teras.
Entah jam berapa ronda itu berakhir, aku sudah tertidur pulas. Sekitar pukul 2 dini hari aku terbangun, suami pun sudah membereskan gelas dan piring yang tadi digunakan saat ronda, ia telah tertidur pulas pula di sampingku, mulas itu muncul kembali, lagi-lagi saya bolak balik ke kamar mandi, namun buang hajat itu tak kunjung keluar.
Saya membangunkan suami, lalu suami membantu mengambilkan habbat, madu dan air hangat untuk mengobati sembelit yang saya rasakan. Sakit agak mereda akhirnya saya bisa tidur kembali. Alhamdulillah.
Setelah sholat subuh saya merakasan mules terus-merenus, karena sakit semakin kuat akhirnya saya dan suami memutuskan untuk petiksa ke rumah sakit terdekat. Pukul 7 pagi kami berangkat ke RS, setelah menyelesaikan pendaftaran kami di minta masuk ke ruanh periksa, beginilah kurang lebih percakapan kami dengan dokter :
Dokter : Sakit apa mbak?
Suami : Sembelit dok, mules-mules tapi tidak bisa BAB
Dokter : Sejak kapan sakitnya?
Suami : sejak jam 2 tadi malam, istri lagi hamil dok !
Dokter : Telat berapa minggu?
Suami : Sudah 37 minggu lebih.
Dokter : Yuk kita periksa di UGD, Dokter mempersilahkan kepada bidan untuk memeriksa saya.
Bidan : Oh sudah bukaan 4, ini sudah mau melahirkan, langsung rawat inap saja ya, lalu saya di persilahkan masuk ke ruang bersalin.
Selang beberapa saat saat, suami di minta membawa perlengkapan melahirkan. Alhamdulillah beberapa hari yang lalu saya sudah mengemas semua perlengkalan itu ke dalam sebuah tas, karena sudah dianjurkan sama bidan saat kontrol terakhir agar mempersiapkannya.
Oke suami pulang, pukul 9 pagi di cek kembali sama bidan ternyata sudah bukaan 7, suami belum juga datang memebawa perlengkapan, waktu berlalu menunjukkan pukul 9.30, tiba2 duaaaar pecah ketuban, panik donk karena sudah bukaan lengkap tapi si bapak yang bawa perlengkapan bayi ga muncul-muncul juga. Saya telephone berkali-kali tidak di respon. Alhamdulillah 5 menit kemudian beliau datang dan membawa tas perlengkapan melahirkan, Alhamdulillah wa syukurilah dengan di bandu bidan dan dokter lahirlah baby sholihah yang imut dengan berat 2400 gram.
Alhamdulillah wa syukurillah
Atas izin dan pertolongan Allah swt lahirlah bayi mungil nan lucu yang Allah amanahkan kepada kami, semoga Allah mampukan pundak kami dalam menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya.
Bantul 26 Maret 2015