Pages

Selasa, 29 September 2015

Mampir Ngombe (Dunia Sementara)





Setiap membuka mata seringkali kita disuguhkan dengan hal-hal yang bersifat semu, semua yang tampak oleh mata, terlihat begitu indah dan sangat menawan.

Oh dunia....seperti itukah tampilan luarmu? Menarik bagi yang memandang, mengharukan bagi yang mendengar, serta memilukan bagi yang memikirkan, bahasa gaulnya adalah 'GeGaNa' Gelisah, Galau, Merana. Semuanya tergantung pribadi masing-masing bagaimana ia menyikapinya. Ada yang 'mati-matian' ingin mencari keuntungan sebanyak-banyaknya di dunia, baik kekayaan, jabatan, popularitas dan lain sebagainya seolah-olah ia akan hidup selamanya di dunia. Namun ada juga yang beranggapan bahwa dunia ini hanyalah tempat 'mengumpulkan bekal' untuk kehidupan di akhirat nanti, seperti pepatah jawa mengatakan urip neng ndonya mung mampir ngombe, maksudnya hidup di dunia ini hanya sementara bagaikan orang yang singgah untuk minum air, setelah minum air ia akan pergi lagi. Iya sangat sebentar sekali..bahkan saat kembali nanti kita tak mampu membawa hal-hal yang kita perjuangkan mati-matian di dunia, kecuali tiga hal, yakni : Amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholih yang selalu mendoakan.
Alhamdulillah... Bersyukur bagi kita yang sampai saat ini masih diberikan kesempatan hidup di dunia, mari segera berbenah memperbaiki diri, meluruskan niat di hati, biarkanlah kesalahan- kesalahan di masa lampau menjadi bahan pembelajaran, baik untuk diri kita sendiri maupun orang yang menyaksikannya. Tidak ada kata terlambat untuk berubah menjadi lebih baik, selama ruh dan jasad masih menyatu. Jangan minder, jangan khawatir di ejek atau di cemooh orang lain, apalagi kalau hanya di cieee..cieee in.

Dunia Sementara, Akhirat Selamanya
Madina

Wahai manusia jangan engkau tertipu daya
Oleh dunia yang fana sebagai tempat pujian bagi kita
Dunia sementara akhirat selama-lamanya
Orang kaya mati, orang miskin mati
Raja-raja mati, rakyat biasa mati
Orang kaya mati, orang miskin mati
Raja-raja mati, rakyat biasa mati
Semua pergi menghadap Illahi
Dunia yang dicari tak ada yang berarti
Dunia yang dicari takkan dibawa mati

Wallahu a'lam.

Senin, 28 September 2015

Awas ada Begal...!


Ilustrasi detik.com

Sudah lama ya ngetrend yang namanya pembegalan, di sana sini banyak terjadi kejadian tersebut, khususnya di kota-kota besar, eh di kampung-kampung juga ada lhoe. Di jalan yang sepi maupun rame yang terpenting tetap waspada.

Pembegalan pun motifnya beragam, terkhusus buat minta paksa barang-barang bawaan si korban, namun ada juga yang hanya berusaha diluaki saja tanpa mengambil barang-barang pemiliknya, terus maksudnya apa ya? *entah (mengangkat kedua tangan dan pundak). Pokoknya ngeri dech kalau denger pemberitaan di media. Tadi sempet lihat di Televisi, pembegalan yang dilakukan oleh 2  orang anak SMP kepada pengendara sepeda motor, karena si pemilik mencoba melawan maka ia di tembak dadanya oleh pelaku hingga tembus ke punggunnya, dan akhirnya meninggal dunia. Kemudian motorpun mereka jual laku 1jt, hasilnya dibagi 500.000/ orang. Hmmtz...jadi takut ya kalau mau keluar sendirian. Namun apa nak buat, segala takdir sudah ada yg menentukan, hidup dan mati ada ditanggan-Nya.

Teringat dulu waktu masih di Yogyakarta. Seringkali saya pergi sendirian hanya ditemani si merah (Sepeda Merah) kemana-mana berdua saja. Iya...setelah ada si merah saya sering sepedaan meski sendirian. Mulanya sich ga ada niatan beli sepeda tapi karna waktu itu ada MOPK (Masa Orientasi Pengabdian Kerja) atau magang lah istilah lainnya, saya putuskan beli sepeda saja. Alasan memilih sepeda yang pertama : Sepeda tidak mengeluarkam limbah sehingga tidak menyebabkan polusi udara, alasan kedua : Sepeda tidak menggunakan bahan bakar sehingga tidak tidak perlu repot-repot ngantri di POM Bensin plus bisa lebih irit, alasan ketiga : saya belum berani naik motor.hihihi

Lagian perginya juga ga jauh-jauh koq, paling di sekitaran Kampus UAD (Universitas Ahmad Dahlan) Warungboto, Kampus UNY (Universitas Negeri Yogyakarta), Jokteng wetan, jl. Parangtritis km berapa ya? *lupa. Kalau praktik di Rumah Sakit kadang shiff pagi, siang maupun malam. Nah yang paling saya takutkan kalau pas kejatah malam hari, pernah pas pulang malam diikutin sama dua orang laki-laki pake motor, saya pelan ikut pelan, saya kencang ikut kencang, saya berhenti merekapun ikut berhenti. Belum terlalu malam juga sich sebenarnya, baru sekitar jam 9 malam. 

Kekhawatiran pasti ada, akhirnya akupun memilih untuk berhenti di warung makan bebakaran. Alhamdulillah di pertengan saya menikmati makanan, datanglah temen pesantren yang makan juga di sana meski dua ikhwan sich, tapi tak mengapa langsung kuberanikan diri untuk menyapa "nanti pulangnya saya bareng ya, saya pake sepeda, soalnya gelap sudah malem" mereka mengiyakan. Lega rasanya..saya mengayuh sepeda di depan mereka naik motor di belakang saya. Selepas itu saya jadi khawatir kalau ada aktivitas hingga malam, jadi alternatifnya kalau sampe malam saya menghubungi temen-temen Musyrifah atau Qorinah pesantren yang bisa menjemput sekaligus mengawal saya (Serasa jadi tuan putri). Terima kasih sahabat atas kebaikan-kebaikan kalian semua, afwan ya belum bisa membalas kebaikanmu. Semoga Allah memberi balasan yang terbaik untuk kalian. Bersyukur karena bisa mengenal kalian. Iya. Kalian.



Senin, 07 September 2015

Si Kecil Alisya Demam


Seminggu yang lalu tepatnya tanggal 30 Agustus dindaku sholihah Alisya badanya demam, suhu badannya lumayan panas mencapai 38,6 °C. Memang sich 3 hari sebelumnya ia sudah flu dan agak batuk ringan, sehari kemudian saya juga sudah tertular ikutan bersin-bersin. Si kecil yang berumur 5 bulan itu masih ku biarin bermain memegangi mainan sebagaimana biasanya, namun intensitas pemberian ASInya saya tambah, kemudian dia tertidur sebentar...bangun tidur suhu tubuhnya naik menjadi 39,1 °C, kubalurin parutan bawang merah bersama daun sirih dan ku tunggu sampe bebetapa saat, Alhamdulillah...panasnya mulai turun, dia bisa bermain lagi.

Sorenya saya mandikan, sengaja lebih lama dari biasanya agar panas badannya segera turun lagi. Sudah tidak ada masalah, ia sudah riang kembali.

Malam menjelang tidur ia mulai merengek-rengek, nangis terus-terusan, minum asinya sedikit-sedikit, bibirnya merah banget, panasnya naik lagi sampai 39,9 °C, saya balur lagi badannya dengan parutan bawang merah, umbun-umbunnya saya kompres dengan air hangat, dahinya ditempeli pave. Satu jam kemudian panasnya juga belum turun, namum ia sudah mulai tenang dan akhirnya tertidur.



Pagi hari Alisya saya periksakan ke puskesmas terdekat. Wah ternyata saya datang kesiangan, pukul 08.15 sudah banyak orang yang mengantri di sana, aku mendapat no antrian 44, padahal yang di layani baru nyampe nomor 17, ya sudah 'alamat' menunggu lama nich.
Si kecil diem aja dalam gendongan, cerianya memudar tapi Alhamdulillahnya ia ga nangis cuma sesekali melihat atap melirik kanan kiri.

Jam 10.00 WITA tiba gilirannya si kecil diperiksa, dokter mengatakan tidak perlu khawatir, sering-sering di kompres pake air hangat dan setiap 4 jam diminumin obat penurun panas, dan jangan lupa dikasih ASI yang banyak. Lega dengernya.

Sedikit cerianya mulai kembali, Wah..... malemnya heboh lagi panasnya malah naik jadi 41,1 °C, bingung saya, sudah lu kasih obat penurun panas, di kompres malah panas lagi, takut terjadi hal-hal yang tidak di ingginkan, tidurnya ga nyenyak sering bangun dan merengek-rengek, di kasih ASI susah banget. Duh...ga tega melihat dindaku sakit seperti itu, dalam hati mengatakan mending ummi aja nak yang sakit seperti ini daripada kamu. Aku jadi ga bisa tidur, begitu juga Abinya.

Pagi harinya Alhamdulillah panasnya turun 37,7 °C, ia sudah 'berkicau' dan bermain-main dedngan riang lagi, semenjak pagi sampe sore ga rewel lagi.




Ternyata tidak cukup sampe di sini..pagi harinya emang sich panasnya sudah reda tapi di wajah muncul bintik-bercak-bercak merah bahkan sampe memenuhi wajah Alisya. Saya pikir alergi obat atau penyakit gatal ternyata kata ibu itu namanya krumutan (istilah Orang Kalimantan), kalau Orang Jawa bilangnya tuwuh (tumbuh) bercak merah, sebenarnya nama aslinya adalah Roseola Infantum, maklum lah BuMud alias ibu muda masih sering panik dan khawatir.
Alhamdulillah 3 hari bercak-bercak merahnya dah hilang semua kok. Ceria kembali si kecil