Ilustrasi detik.com |
Sudah lama ya ngetrend yang namanya pembegalan, di sana sini banyak terjadi kejadian tersebut, khususnya di kota-kota besar, eh di kampung-kampung juga ada lhoe. Di jalan yang sepi maupun rame yang terpenting tetap waspada.
Pembegalan pun motifnya beragam, terkhusus buat minta paksa barang-barang bawaan si korban, namun ada juga yang hanya berusaha diluaki saja tanpa mengambil barang-barang pemiliknya, terus maksudnya apa ya? *entah (mengangkat kedua tangan dan pundak). Pokoknya ngeri dech kalau denger pemberitaan di media. Tadi sempet lihat di Televisi, pembegalan yang dilakukan oleh 2 orang anak SMP kepada pengendara sepeda motor, karena si pemilik mencoba melawan maka ia di tembak dadanya oleh pelaku hingga tembus ke punggunnya, dan akhirnya meninggal dunia. Kemudian motorpun mereka jual laku 1jt, hasilnya dibagi 500.000/ orang. Hmmtz...jadi takut ya kalau mau keluar sendirian. Namun apa nak buat, segala takdir sudah ada yg menentukan, hidup dan mati ada ditanggan-Nya.
Teringat dulu waktu masih di Yogyakarta. Seringkali saya pergi sendirian hanya ditemani si merah (Sepeda Merah) kemana-mana berdua saja. Iya...setelah ada si merah saya sering sepedaan meski sendirian. Mulanya sich ga ada niatan beli sepeda tapi karna waktu itu ada MOPK (Masa Orientasi Pengabdian Kerja) atau magang lah istilah lainnya, saya putuskan beli sepeda saja. Alasan memilih sepeda yang pertama : Sepeda tidak mengeluarkam limbah sehingga tidak menyebabkan polusi udara, alasan kedua : Sepeda tidak menggunakan bahan bakar sehingga tidak tidak perlu repot-repot ngantri di POM Bensin plus bisa lebih irit, alasan ketiga : saya belum berani naik motor.hihihi
Lagian perginya juga ga jauh-jauh koq, paling di sekitaran Kampus UAD (Universitas Ahmad Dahlan) Warungboto, Kampus UNY (Universitas Negeri Yogyakarta), Jokteng wetan, jl. Parangtritis km berapa ya? *lupa. Kalau praktik di Rumah Sakit kadang shiff pagi, siang maupun malam. Nah yang paling saya takutkan kalau pas kejatah malam hari, pernah pas pulang malam diikutin sama dua orang laki-laki pake motor, saya pelan ikut pelan, saya kencang ikut kencang, saya berhenti merekapun ikut berhenti. Belum terlalu malam juga sich sebenarnya, baru sekitar jam 9 malam.
Kekhawatiran pasti ada, akhirnya akupun memilih untuk berhenti di warung makan bebakaran. Alhamdulillah di pertengan saya menikmati makanan, datanglah temen pesantren yang makan juga di sana meski dua ikhwan sich, tapi tak mengapa langsung kuberanikan diri untuk menyapa "nanti pulangnya saya bareng ya, saya pake sepeda, soalnya gelap sudah malem" mereka mengiyakan. Lega rasanya..saya mengayuh sepeda di depan mereka naik motor di belakang saya. Selepas itu saya jadi khawatir kalau ada aktivitas hingga malam, jadi alternatifnya kalau sampe malam saya menghubungi temen-temen Musyrifah atau Qorinah pesantren yang bisa menjemput sekaligus mengawal saya (Serasa jadi tuan putri). Terima kasih sahabat atas kebaikan-kebaikan kalian semua, afwan ya belum bisa membalas kebaikanmu. Semoga Allah memberi balasan yang terbaik untuk kalian. Bersyukur karena bisa mengenal kalian. Iya. Kalian.
Kekhawatiran pasti ada, akhirnya akupun memilih untuk berhenti di warung makan bebakaran. Alhamdulillah di pertengan saya menikmati makanan, datanglah temen pesantren yang makan juga di sana meski dua ikhwan sich, tapi tak mengapa langsung kuberanikan diri untuk menyapa "nanti pulangnya saya bareng ya, saya pake sepeda, soalnya gelap sudah malem" mereka mengiyakan. Lega rasanya..saya mengayuh sepeda di depan mereka naik motor di belakang saya. Selepas itu saya jadi khawatir kalau ada aktivitas hingga malam, jadi alternatifnya kalau sampe malam saya menghubungi temen-temen Musyrifah atau Qorinah pesantren yang bisa menjemput sekaligus mengawal saya (Serasa jadi tuan putri). Terima kasih sahabat atas kebaikan-kebaikan kalian semua, afwan ya belum bisa membalas kebaikanmu. Semoga Allah memberi balasan yang terbaik untuk kalian. Bersyukur karena bisa mengenal kalian. Iya. Kalian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar