Pages

Minggu, 31 Oktober 2021

Tafsir Surat Al Fatihah Ayat 6

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

 Tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus


Ihdinaa bisa di artikan Ya Allah berilah kami petunjuk,  berilah kami hidayah.

Ash-Shiraathal Mustaqiim: yang hidayah itu lurus, bening, tidak berbelok

Makna Hidayah

Hidayah berarti bimbingan dan taufiq.

Menurut para ulama makna hidayah mencakup 3 hal : 

1. Hidayah menunjuk kepada islam

Bimbingan bagi seseorang untuk memeluk agama islam. Belum muslim kemudian menjadi muslim.

2. Hidayah menunjuk pada kekuatan iman

Sudah muslim kemudian Allah tambahkan keimanannya.

3. Hidayah bentuknya amal sholih

Petunjuk untuk mengerjakan amal sholih. Saat kita mendapatkan hidayah dari Alah maka tubuh kita akan tergerak untuk beramal sholih.

Kenapa seorang mukmin meminta hidayah padahal sifat itu sudah ada padanya. Apakah termasuk tahshilul bashiil (usaha memperoleh sesuatu yang sudah ada) atau bukan?

Bukan. Sekiranya mereka tidak perlu memohon hidayah siang dan malam, niscaya Allah tidak akan membimbingnya untuk melakukan hal itu. Sebab seorang hamba senantiasa membutuhkan Allah kapan saja dan bagaimanapun keadaannya, agar diberikan keteguhan, kemantapan, penambahan, dan hidayah, karena ia tidak kuasa mendatangkan manfaat ataupun mudharat kepada dirinya sendiri kecuali atas izin Allah SWT. Maksud memohon hidayah ini adalah memohon ketetapan, kelangsungan dan kesinambungan amal yang dapat membantu mencapai tujuan tersebut.

Oleh karena itu Allah SWT selalu membimbingnya untuk senantiasa memohon kepada-Nya setiap saat agar Dia memberikan pertolongan, keteguhan dan taufiq.

Ash-Shiraathal Mustaqiim

Abu Ja’far bin Jarir : Seluruh ahli tafsir sepakat arti ash-shiraathal mustaqiim adalah jalan yang terang dan lurus, tidak ada bengkokan padanya.

Di sifatkan mustaqiim karena kelurusannya, kebalikannya adalah mu’awwij karena kebengkokannya.


Makna Ihdinash shiraathal mustaqiim  (di sampaikan oleh Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri)

Mengajarkan kepada kita untuk meminta doa agar Allah SWT memberikan petunjuk ke jalan yang lurus.

Menjelaskan kepada kita bahwa setelah kita beribadah dan memohon pertolongan Allah (ayat sebelumnya), kita diperintahkan untuk kembali kepada Allah. Tidak ada yang bisa menjamin kita tidak tergelincir ke jalan yang salah kecuali pertolongan dari Allah SWT.

Jalan yang lurus merupakan jalan kebahagiaan. 


Makna  shiraathal mustaqiim (Ust. Firanda Andirja)

1) Jika kami belum berada di jalan yang lurus, maka tunjukkanlah jalan yang lurus tersebut.

2) Jika kami sudah berada di jalan yang lurus, maka kokohkanlah dan tegarkanlah (istiqomah)

3) Jika kami sudah istiqomah di jalan yang lurus, maka bukakanlah pintu-pintu kebaikan yang lainnya.


Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya dari an-Nawwas bin Sam’an RA, dari Rasulullah SAW bersanda : 

“Allah telah membuat perumpamaan shiraathal mustaqiim (jalan yang lurus), di dua sisi  shiraath (jalan) terdapat dua pagar. Di pagar tersebut terdapat pintu-pintu yang terbuka. Dan di pintu-pintu itu terdapat tirai-tirai yang terurai. Di depan shiraath terdapat orang yang berseru: ‘Wahai manusia, masuklah kalian semua ke dalam shiraath ini dan janganlah berbelok.’ Dan di atas shiraath terdapat penyeru yang akan berseru, apabila ada seorang manusia yang ingin membuka pintu-pintu tersebut, penyeru di atas shiraath berkata: ‘Celaka (hati-hatilah) kamu, janganlah engkau membukanya. Jika engkau membukanya, niscaya engkau akan terperosok masuk ke dalamnya.’ Shiraat itu adalah islam. Pagar-pagar itu adalan batasan-batasan Allah. Pintu-pintu yang terbuka itu adalah perkara-perkara yang diharamkan Allah. Penyeru di depan pintu shiraath adalah Kitabullah. Dan penyeru di atas shiraath adalah pemberi peringatan dari Allah  yang ada di dalam hati setiap muslim.

Hasan Al Basri mengatakan: barangsiapa yang membaca ihdinash shiraathal mustaqiim lalu ia mengamalkannya, maka seolah-olah ia mengamalkan isi seluruh kitab-kitab Allah SWT.

Dengan demikian makna ihdinash shiraathal mustaqiim adalah “Semoga Engkau terus berkenan menunjuki kami di atas jalan yang lurus dan jangan belokkan kami ke jalan yang lain.”



Sumber:

1. Buku Tafsir Ibnu Katsir.

2. Kajian Ustadz Adi Hidayat via youtube

3. Kajian Ustadz Firanda Andirja via youtube.

4. Kajian Ustadz Muh. Nuzul Dzikri via youtube.

Minggu, 10 Oktober 2021

Tafsir Surat Al Fatihah Ayat 5


 إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan”


Secara bahasa ibadah bermakna kerendahan.

Secara istilah ibadah diibaratkan bagai rangkaian cinta, ketundukan dan rasa takut yang sempurna.

Faedah didahulukannya maf’ul (obyek) dan pengulangannya. Pada kata iyyaaka dan setelah itu di ulangi lagi, bertujuan untuk mendapatkan perhatian dan juga sebagai pembatasan. Artinya, “Kami tidak beribadah kecuali kepada-Mu, dan kami tidak bertawakkal kecuali hanya kepada-Mu.” Ini merupakan puncak ketaatan.

Sebagian Salaf mengatakan bahwa surat al-Faatihah merupakan rahasia al-Quran yang terletak pada ayat “iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin.” 

Penggalan pertama “hanya kepada-Mu kami beribadah” merupakan pernyataan berlepas diri dari kemusyrikan. Penggalan kedua “hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan” merupakan sikap berlepas diri dari upaya dan kekuatan, serta berserah diri kepada Allah SWT.

Dalam surat Huud ayat 123 di jelaskan juga : 

فَٱعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ ۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ


Maka ibadahilah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Rabb-mu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan” (QS. Huud : 123)

Dalam surat Al Mulk ayat 29 :

قُلْ هُوَ ٱلرَّحْمَٰنُ ءَامَنَّا بِهِۦ وَعَلَيْهِ تَوَكَّلْنَا


katakanlah: Dialah Allah Yang Maha Pemurah, kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya-lah kami bertawakkal....” (QS. Al Mulk: 29)

Dalam surat al-Faatihan ayat 5 ini, terjadi berubahan bentuk dari orang ketiga menjadi orang kedua/lawan bicara yakni dengan huruf kaf, karena ketika seseorang memuji Allah SWT, maka seolah-olah ia dekat dan hadir di hadapan Allah SWT.

Al-Faatihah merupakan petunjuk agar kita memuji Allah SWT, maka wajib di baca saat shalat.

Dari Ubaidah bin ash-Shamit RA, ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda: “Tidak sah shalat bagi orang yang tidak membaca Faatihatul Kitaab.”

Dalam Shahiih Muslim diriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda : “Allah Ta’alaq berfirman: ‘Aku telah membagi shalat (bacaan al-Faatihah) menjadi dua bagian antara diriku dengan hamba-ku. Satu bagian untuk diri-Ku dan satu bagian untuk hamba-Ku. Dan bagi hamba-Ku apa yang dia minta.’ Jika ia mengucapkan Alhamdulillaahi Rabbil ‘Aalamiin, maka Allah SWT berfirman: ‘Hamba-Ku telah memuji-Ku.’ Jika ia mengucapkan ar-Rahmaanir Rahiim, maka Allah SWT berfirman: ‘Hamba-Ku telah menyanjung-Ku.’ Jika ia mengucapkan Maaliki yaumid diin, maka Allah SWT berfirman: ‘Hamba-Ku telah memuliakan-Ku.’ Dan pernah Abu Hurairah RA mengatakan: “(Allah berfirman:) ‘Hamba-Ku telah berserah diri kepada-Ku.’ Jika iya mengucapkan Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin, maka Allah berfirman: ‘Ini adalah bagian dari-Ku dan hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta.’ Dan jika ia mengucapkan ihdinash shiraathal mustaqiim, shiraathalladziina an’amta ‘alaihim ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaaliim, maka Allah berfirman: ‘ini untuk hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta.

‘Hanya kepada-Mu kami beribadah’ berkaitan dengan Tauhid Uluhiyyah, yakni hanya Engkau semata yang kami esakan, kami takuti dan kami harapkan wahai Rabb kami, bukan selain-Mu.

‘Hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan’ berkaitan dengan Tauhid Rububiyyah, yakni meminta pertolongan kepada-Nya dalam segala urusan.

‘Hanya kepada-Mu kami beribadah’ didahulukan dari Hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan’ karena ibadah kepada-Nya merupakan tujuan. Dan meminta pertolongan merupakan wasilah (sarana) untuk mendapatkannya. Dan perkara yang di dahulukan adalah perkara yang penting.


UST. FIRANDA


Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin

Merupakan pengakuan seorang hamba kepada Allah SWT.

Iyyaaka sebagai obyek kalimat di letakkan di depan. Asalnya adalah na’buduka yang artinya kami menyembah-Mu. Maka didahulukannya obyek kalimat yang seharusnya ada di belakang menunjukkan adanya pembatasan dan pengkhususan. Artinya ibadah hanya boleh ditujukan kepada Allah SWT. Tidak boleh ibadah ditujukan selain kepada-Nya. Sehingga makna dari ayat ini adalah, ‘Kami hanya menyembah-Mu dan kami tidak menyembah selain-Mu. Kami hanya meminta tolong kepada-Mu dan kami tidak meminta tolong kepada selain-Mu.

Kenapa kata iyyaka di ulang dua kali?

Karena menyembah dan memohon pertolongan dari Allah membutuhkan keikhlasan.

Kenapa na’budu baru nasta’iin?

1. Dengan memohon kepada Allah maka kita akan diberikan pertolongan

2. Ibadah merupakan tujuan, dan pertolongan adalah wasilah. Kita meminta tolong untuk beribadah. 


Kamis, 07 Oktober 2021

Tafsir Surat Al Faatihah Ayat 4


 مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ

Malik berasal dari kata Mulk yang artinya kepemilikan, kekuasaan, kerajaan.

Malik artinya Raja, sedangkan Maalik artinya Pemilik.

Jika kata Maalik disematkan pada Allah SWT maka dapat di artikan bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Menguasai, Allah adalah Dzat Yang Maha Merajai, dan Allah adalah Dzat Yang Maha Memiliki segala sesuatu.

Ada pendapat mengatakan bahwa kata malik lebih luas dan lebih dalam maknanya daripada kata maalik, diibaratkan sebagai perintah raja harus dilaksanakan oleh pemilik sesuatu apabila pemilik tersebut berada di daerah kekuasaan sang raja, sehingga perbuatan seorang pemilik harus dibawah aturan sang raja.

Malik menunjukkan sifat dari Dzat Allah SWT sedangkan Maalik menunjukkan sifat dari perbuatan Allah SWT.

Al Maalik disandarkan pada kalimat yaumiddin karena pada hari itu tidak ada seorang pun yang dapat mengaku-aku sesuatu dan tidak juga dapat berbicara kecuali dengan izin Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat An-Naba Ayat 38 :

يَوْمَ يَقُومُ ٱلرُّوحُ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ صَفًّا ۖ لَّا يَتَكَلَّمُونَ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ ٱلرَّحْمَٰنُ وَقَالَ صَوَابًا


Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah, dan ia mengucapkan kata yang benar.”


Raja yang hakiki ialah Allah

هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۚ اَلْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلٰمُ

Dia-lah Allah yang tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Dia, Raja, Yang Mahasuci, Yang Maha Sejahtera....”(QS. Al Hasyr : 23)

Di dalam Al Qur’an surat Al Mu’min ayat 16 dijelaskan :

لِّمَنِ ٱلْمُلْكُ ٱلْيَوْمَ ۖ لِلَّهِ ٱلْوَٰحِدِ ٱلْقَهَّارِ


...kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan”

وَكَانَ وَرَآءَهُم مَّلِكٌ


“...karena dihadapan mereka ada seorang raja...”

Dalam hadits di jelaskan tentang tidak adanya raja selain Dia, sebagaimana yang di sampaikan oleh Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, yang artinya :

“Julukan yang paling hina di sisi Allah adalah seorang yang menjuluki dirinya malikul amlaak (raja diraja), karena tidak ada raja yang sebenarnya kecuali Allah )”

Penyebutan raja bagi selain Allah hanya kiasan (majas) saja, sebagaimana Allah menyebut Thalut sebagai raja.

“...Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut sebagai rajamu...” (QS. Al-Baqarah : 27)


Dari sifat Al Maalik Allah SWT dapat kita pahami beberapa hal :

1. Segala sesuatu yang ada di muka bumi dan di langit beserta isinya adalah milik Allah SWT.

2. Allah Maha merajai, tidak ada seorangpun yang kuasanya melebihi kekuasaan Allah SWT.

3. Allah yang paling adil terhadap hukumNya, hakim yang sebenar-benarnya, Allah yg memberikan keputusan siapa yang masuk ke dalam surga dan siapa yg masuk ke dalam neraka.


Yaumiddin 

Kata ad-diin artinya pembalasan dan perhitungan.

Ibnu ‘Abbas berkata : Hari pembalasan adalah hari perhitungan bagi semua makhluk disebut juga hari Kiamat. Mereka diberi balasan sesuai amalnya. Jika amalnya baik, maka balasannya juga baik, jika amalnya buruk maka balasannya juga buku kecuali yang di ampuni.

Firman Allah QS. An-Nuur : 25

“...Di hari itu, Allah akan memberi mereka balasan sebagaimana mestinya...”

Dalam ayat lain juga di jelaskan 

“...Apakah sesungguhnya kita benar-benar (akan dibangkitkan) untuk diberi pembalasan?” (QS. Shaaffaat : 53)

Oleh sebab itu sebagai manuasia yang tidak luput dari salah dan dosa, hendaknya kita untuk bermuhasabah, meninggalkan kemaksiatan dan memperbanyak amal untuk bekal di akhirat kelak.

Umar RA berkata, “hisablah diri kalian sendiri sebelum kalian di hisab, dan timbanglah diri amal kalian sebelum diri (amal) kalian ditimbang. Dan bersiaplah menghadapi hari besar, yakni hari diperlihatkannya amal seseorang, sementara semua amal kalian tidak tersembunyi dari-Nya.


Maaliki yaumiddin dapat di artikan Allah SWT yang memiliki hari tersebut dan Allah berhak mengatur segalanya.

Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Rabb-mu) tidak ada sesuatu pun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).” (QS. Al Haaqqah : 18)

Tidak ada seorangpun yang memiliki kekuasaan pada hari itu selain Allah SWT, tidak ada seorang pun yang mampu menyembunyikan perbuatan buruk semasa hidup di dunia, semua amal akan di timbang dengan seadil-adilnya oleh Allah SWT. Setiap orang akan menerima haknya di akhirat atas segala kerugian yang menimpanya di dunia, begitu juga setiap orang akan menerima hukumannya di akhirat atas perbuatannya di dunia yang merugikan sesama.



Sumber :

1. Buku Tafsir Ibnu Katsir

2. Kajian Ustadz Muhammad Hanafi via youtube

3. Kajian Ustadz Firanda Andirja via youtube

4. Tafsirweb.com 


Tafsir Surat Al Faatihah Ayat 3 Ar Rahmaan Ar Rahiim (bagian 2)


الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.”

Ar Rahmaan dan Ar Rahiim berasal dari kata yang sama, yaitu rahiima artinya Merahmati.

Kata Ar Rahmaan merupakan wazan fa’lan yang menunjukkan hiperbola. Jadi Ar Rahmaan artinya Dzat yang melimpahkan rahmat kasih sayangNya yang begitu luas kepada seluruh makhlukNya baik untuk orang yang beriman maupun untuk orang kafir.

Kata Ar Rahiim merupakan wazan fa’il yang menunjukkan perbuatan sampai ke sasarannya, Ar Rahiim menunjukkan fi’il madzi / kata kerja. Jadi Ar Rahiim artinya kasih sayang Allah yang 
sampai kepada makhlukNya sesuai yang Allah kehendaki. Kasih Sayang Allah di akhirat hanya untuk orang-orang yang beriman, sedangkan orang kafir di akhirat tidak mendapatkannya.
• Fa’lan menunjukkan makna luas sedangkan fa’il menunjukkan perbuatan yang sampai.
• Jika kedua kata di gabung antara Ar Rahmaan dan Ar Rahiim maka memiliki makna Dzat yang merahmati yang rahmatNya sangat luas dan Dzat yang merahmati yang rahmatNya sampai kepada sasaranya (makhlukNya).
• Rahmat Allah ada 2, yaitu rahmat yang sampai kepada makhluk dan rahmat yang tidak sampai kepada makhluk.
• Rahmat Dunia yang sampai kepada makhluk misalnya, Allah beri kemudahan untuk menerima hidayah, Allah tanamkan lezatnya iman di dalam hati, kemudahan rejeki, rasa aman dalam hidup dll.
• Rahmat Dunia yang tidak sampai kepada makhluk misalnya, susah untuk menerima hidayah, selalu dalam kemaksiatan, tidak ada iman di dadanya dll.
• Rahmat Akhirat hanya sampai kepada orang-orang mukmin yakni surga, sedangkan orang kafir tidak dapat menerima rahmat di akhirat.
Kajian Ustadz Ammi Nur Baits via Youtube

Selasa, 28 September 2021

Tafsir Surat Al Faatihah Ayat 3 Ar Rahmaan Ar Rahiim (bagian 1)


الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.”


Ar Rahmaan dari wazan fa’lan sighah mubalaghah (bermakna lebih) yang menunjukkan besarnya dan luasnya Rahmat Allah SWT. RahmatNya meliputi segala sesuatu, sebagaimana firman Allah  Surat Al A’raf ayat 156 :

وَرَحْمَتِى وَسِعَتْ كُلَّ شَىْءٍ 

“...dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu...”

Ar Rahiim berkaitan dengan Allah menyampaikan rahmat tersebut kepada makhluk-makhlukNya, sesuai dengan kadar yang Allah kehendaki.

Jika di tinjau dari Maha besarnya dan luasnya rahmat Allah SWT maka nama Rahmaan hanya khusus untuk Allah saja, karena maknanya mengandung rahmat yang luar biasa, tidak ada yang memiliki sifat seperti Dia. 

Oleh karenanya kata Rahmaan tidak boleh di gunakan untuk panggilan nama selain Allah, misalnya jika ada yang memiliki nama Abdul Rahmaan maka jangan di panggil Rahmaan, karena panggilan Rahmaan hanya untuk Allah semata.

Belajar dari kisah Musailamah, ia dengan bangganya menamakan dirinya dengan Rahmaanul Yamamah (Yamamah merupakan nama suatu tempat), maka Allah memakaikan kepadanya pakaian kebohongan (al-Kadzdzab) sehingga ia di kenal dengan nama Musailamah al-Khadzdzab atau Musailamah si pendusta. Maka jadilah ia sebagai lambang kebohongan bagi penduduk desanya.

Sedangkan kata Rahiim boleh di gunakan sebagai panggilan nama orang.

Kesimpulan : 

Ar Rahmaan berkaitan dengan sifat yang ada pada diri Allah SWT.

Ar Rahiim berkaitan dengan sampainya sifat rahmat Allah SWT kepada makhlukNya



Sumber : 

Kajian Ustadz Firanda Andirja via Youtube



Senin, 20 September 2021

Tafsir Surat Al Fatihah Ayat 1 (Bismillahir Rahmaanir Rahiim)



Basmalah merupakan Kalimat Keberkahan

Kalimat basmalah bentuk dari kata kerja basmala yang artinya ‘Pembacaan bismillahir rahmaanir rahiim. 

Kalimat basmalah di dalam al-Quran ditemukan sebanyak 115 kali:

Basmalah pada awal surat al-Faatihah.

Basmalah pada surat an-Naml ayat 30.

Basmalah pada setiap awal surat (113)

Basmalah di dalam al-Quran ada 2 model: 

1) Basmalah dalam Surat an-Naml ayat 30: semua ulama sepakat bahwa basmalah tersebut termasuk ayat al-Quran.

2) Basmalah yang terdapat di awal surat (khususnya al-Faatihah).

Khilafiyah tentang basmalah

1) Jumhur ulama: Basmalah tidak termasuk ayat dalam surat al-Faatihan

2) Ibnu Mubarrok: Basmalah adalah ayat pertama semua surat.

3) Imam Syafi’i: Basmalah adalah ayat pertama surat al-Faatihah.

Kalimat basmalah bermakna aku menyebut nama Allah, dzat Yang Maha Agung, dzat Yang Maha Esa, dzat Yang Maha Kuasa, dzat yang harus di sembah, tidak ada Tuhan selain Dia, dan tak ada sekutu bagi-Nya.

Kata ar-Rahmaan bermakna bahwa Allah Yang Maha Esa, Maha Kuasa yang dapat memberikan rahmat, karunia dan nikmat kepada semua makhluk-Nya.

Kata ar-Rahiim bermakna bahwa Allah Yang Maha Esa, Maha Kuasa yang menguasai hari kemudian, hari akhirat, yang dapat memberikan rahmat, karunia kepada hamba-hambaNya, yang menaati perintah-Nya saat di dunia, dan mendapat rahmat-Nya kelak di surga-Nya, diampuni dosanya dan dilipatgandakan kebaikannya.

Anjuran Membaca Basmalah

Secara umum: semua urusan penting hendaklah membaca membaca basmalah.

“Seluruh perkara penting yang tidak dibukakan dengan basmalah maka terputus. (Hasan Lighoirihi)

Amalan Khusus

Menyembelih hewan

Hendak wudhu

Saat tersungkur/tergelincir

Berjima’

Hendak makan

Saat meruqiyah diri

Saat hendak membuka pakaian.



Sumber : 

Kajian Ustadz Firanda Andirja

Tafsiralquran.id

Jumat, 02 April 2021

Mudik Lebaran

Belum juga ramadhan udah ngobrolin tentang mudik nih. Siapa yang mau mudik lebaran angkat tangan? Saya mau banget mudik tapi situasi dan kondisi belum memungkinkan untuk melakukan perjalanan jauh. Kalau di tanya sedih tidak ga bisa mudik? ya jelas sedih lah. Kami di rantau hampir tiga kali puasa tiga kali lebaran belum bisa mudik lagi, udah kayak bang toyyib saja ya.

Tapi apapun itu, kita tetap putut bersyukur karena sampai saat ini masih diberikan nikmat sehat dan kesempatan hidup oleh-Nya, sehingga kita masih bisa mengumpulkan amal sebanyak-banyaknya dan mencari ridhoNya.

Oh iya, sekilas pernah lihat di artikel tentang anturan pemerintah terbaru bahwasanya di saat lebaran nanti ada larangan untuk mudik, sedangkan kalau wisata diperbolehkan, tapi koq agak rancau aturannya ya?.  semoga saja pandemi yang sudah lebih dari setahun melanda negeri tercinta kita ini segera berakhir, aamiin.

Yuk bisa yuk!

Ramadhan tinggal menghitung hari, tidak baik jika kita berlama-lama larut dalam kesedihan, meski jauh dengan keluarga dan saudara-saudara kita masih bisa komunikasi lewat HP, mengekspresikan rindu dengan doa-doa, bertegur sapa lewat social media.

Mari kita sama-sama menyiapkan diri untuk menyambut bulan yang suci, kita siapkan mental, fisik yang prima, agar aktivitas ibadah selama bulan ramadhan nanti bisa optimal. Ini menyemangati diri sendiri lho ya, hehehe.

Saya terus mengupayakan diri agar fisik segera prima kembali pasca melahirkan tiga pekan yang lalu, agar di bulan ramadhan nanti bisa melaksanakan puasa secara maksimal, Allah ridho dan Allah berkahi, aamiin.

Minggu, 14 Maret 2021

Menyambut Hadirnya Anak Sholeh



Setiap proses persalinan selalu ada doa, harapan, kesakitan sebagai penggugur dosa, air mata dan tawa bahagia. Kita hanya perlu menikmati setiap rasa yang kian datang silih berganti, nikmati, nikmati dan nikmati. Karna tak ada rasa yang kekal, semuanya akan berlalu seiring berjalannya waktu.

Jum'at dini hari sekitar pukul 03.30 Wita saya terbangun untuk buang air kecil, saya lanjutkan dengan menggosok gigi kemudian wudhu dan mengerjakan sholat lail. Sehabis sholat perut terasa mulas ringan, saya putuskan untuk melanjutkan tidur hingga waktu sholat subuh tiba.

Sebagaimana biasanya saya bangunkan si kakak untuk segera ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan berwudhu, kita melaksakan sholat subuh bersama. Sehabis sholat kakak mengajak jalan pagi, tapi karna perut terasa mulas dan punggung juga pegel luar biasa akhirnya kita tidak jadi jalan pagi.

Mulas ringan mulai terasa intens, saya putuskan untuk mengukur waktunya menggunakan aplikasi yang saya download di HP. Selang beberapa waktu saya komunikasikan dengan bidan yang bertanggung jawab di tempat tinggal kami.

Bidan merespon dengan baik, menanyakan kondisi dan menyarankan untuk banyak istirahat. Saya sudah tidak mengerjakan aktivitas rumah, hanya sesekali rebahan, jalan kaki di dalam rumah, senam paz maryam dengan memanfaatkan kusen jendela buat pegangan. 😊😊

Sholat Asar telah berlalu, rasa mulas semakin kuat dan teratur. Saya komunikasikan kembali kepada bidan, beliau menanyakan apakah sudah keluar semacam bercak darah? saya jawab belum ada bu, tapi mulesnya udah semakin kuat, lalu bidan bertanya kembali? "ini persalinan yang ke berapa?", "ke empat bu", jawab saya. "Ya sudah setelah sholat maghrib kita sama-sama datang ke puskesmas, jangan lupa sekalian membawa perlengkapan untuk persalinan" kata bidan via telephon.

Seperangkat perlengkapan untuk persiapan persalinan ini sudah saya siapkan sejak jauh-jauh hari. Karena riwayat persalinan saya sebelumnya selalu lebih cepat dari Hari Perkiraan Lahir, daripada nanti buru-buru lebih baik dipersiapakan sejak awal saja.

Saya masih sholat maghrib, tapi masya Allah sudah sangat kuat kontraksinya. Selepas sholat kedua kakak diantarkan ke rumah Kakak Nafisa buat menginap di sana, lalu suami menghubungi pak dokter Anto, tidak lama pak dokter datang ke rumah dan mengantarkan kami ke puskesmas. Oh iya, di jalan sempat berhenti sekitar 10 menit untuk beli makan (yang pasti dibelikan sama pak dokter, makasih ya dok), tahu kan dalam 10 menit itu bisa terjadi kontraksi berapa kali? 3 sampai 4 kali, emak bangsa pasti tahu rasanya kontraksi itu bagaimana?, dan bapak bangsa kagak bakalan pernah merasakannya.

Dalam benak saya, "ini beneran udah mau lahiran belum ya? biasanya persalinan sebelum-sebelumnya ada tanda bercak darah atau semacamnya sebelum lahiran, paling ini baru pembukaan 2 atau 3" "batinku".

Setelah tiba di puskesmas, kemudian di cek bidan ternyata sudah bukaan 8 atau 9, atas izin Allah tidak sampe 45 menit bayi pun lahir, di susul dengan lahirnya plasenta, namun ada selaput yang belum bisa lepas hingga akhirnya harus di infus, dan setelah 30 menitan lebih baru bisa lepas, masya Allah leganya.

Pasca melahirkan kami menginap semalam di puskesmas untuk di observasi, ditemani si kakak nomer 3 yang mulai rewel sedari adiknya lahir tadi, seperti ada rasa cemburu gitu. 
Pagi sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah setelah menyelesaikan urusan administrasi, dijemput ammah anti tentunya.

Ini kedua kalinya saya melahirkan di puskesmas tersebut, sebelumnya melahirkan di ruang KIA / ruang praktek bidan dan kali ini di ruang obat😊😊, karena selalu bersamaan dengan pasien lain saat persalinan. It's Ok tak mengapa.

Betapa Allah selalu membuat hati ini meleleh, atas segala kemudahan-kemudahan yang Dia berikan setiap proses persalinan, tanpa pertolonganNya saya tak punya kekuatan apa-apa. Alhamdulillah wa syukurilah.

Dan tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada temen-temen dan sahabat yang sudah membantu, mensuport dan mendoakan atas kelancaran persalinan ini, saya tidak bisa sebutkan satu per satu, semoga Allah berikan balasan terbaik kepada kalian semua.

Akhir kata, doakan kami agar mampu mengemban amanah menjadi orang tua yang bijak, dan anak-anak kami kelak menjadi anak sholih/ah, tangguh, pecinta Qur'an, Pemegang sunnah, bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, ummat, bangsa dan negara. Aamiin Allahuma aamiin.

Buol, 12 Maret 2021
28 Rajab 1442 H

Jumat, 05 Maret 2021

Menyambut Persalinan


Hari ini tepat 37 weeks usia kehamilan yang ke empat, semoga Allah selalu berikan kesehatan dan kelancaran saat proses persalinan nanti.

Masih saja merasa ada sedikit kekhawatiran dan kecemasan saat penantian persalinan itu, saya fikir ini hal yang wajar saja sich, tiap ibu yang menantikan kelahiran putra-putrinya akan merasakan hal yang sama, asal tidak belebihan saja.

Alhamdulillah hari ini sudah melakukan pemeriksaan terakhir, rapid antibodi dan pemeriksaan darah, mendapatkan hasil sesuai yang kami harapkan.

Ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan saat menjelang persalinan, di antaranya :

1. Kesiapan jiwa (psikologis)

2. Perencanaan tempat bersalin (Puskesmas, Klinik Bidan Praktek, Rumah Sakit, dll)

3. Barang-Barang yang dibawa saat bersalin

- Satu set baju ganti ibu (mulai dari kerudung, kaos kaki, masker dll)

- Dua set baju bayi (Bedong, baju, popok, diapers, sarung tangan dan kaki)

- Dua buah jarik

- Pembalut Nifas

- Buku KIA

- Identitas diri

Dan kini tinggal menunggu proses itu datang. Doakan ya sahabat, semoga proses persalinan nanti berjalan lancar, sehat, selamat serta menjadi anak sholih/ah, anak kuat, pintar dan cerdas.

Kamis, 25 Februari 2021

Devinisi Bahagia

 
Menjadi dambaan bagi setiap orang untuk memiliki kehidupan yang bahagia, pun termasuk diri saya, sudah pasti ingin hidup dengan penuh kebahagiaan sepanjang masa. 

 

Namun, sudah menjadi sebuah keniscayaan, bahwasannya hidup tidak selamanya bahagia, terkadang ada rasa sedih, menagis, sakit, kecewa dan lain sebagainya. Sebagai insan yang beriman tentunya kita bisa memenej tentang segala rasa yang sedang bergelayut di dalam jiwa.

 

Kebahagiaan / kesenangan tidak melulu tentang banyaknya harta yang kita simpan, rumah yang luas bak istana megah yang tinggi menjulang, jabatan yang tinggi, pekerjaan yang mapan, akan tetapi hal-hal kecil jika kita syukuri akan terasa membahagiakan.

 

Kita tidak perlu membandingkan strandar kebahagiaan kita dengan standar kebahagiaan orang lain,  masing-masing kita jelas berbeda. Terkadang hal-hal kecil dan remehpun bisa membuat diri merasa bahagia, misalnya, dibelikan cilok dan gorengan saat suami pulang kerja, anak-anak tumbuh dengan sehat dan ceria, memiliki tetangga yang baik, memiliki teman-teman yang sholih dan saling memberikan nasihat dll.

 

Jika kita merasa belum menemukan kebahagiaan dari orang lain, mari kita berupaya untuk menciptakan kebahagiaan dari diri kita sendiri, dengan seantiasa bersyukur kepada Sang Maha Pemberi Nikmat, atas segala curahan kasih sayang-Nya yang hingga kini tiada batas.