Pages

Rabu, 11 November 2015

Kesanggupan Berubah



Terimalah aku apa adanya”, ungkap seorang isteri kepada suaminya.

Kalimat tersebut benar, namun bisa digunakan secara tidak benar. Menjadi benar apabila dimaksudkan suami dan isteri harus saling menerima kelebihan dan kekurangan pasangan, tidak menuntut hal yang berlebihan dan di luar kesanggupan pasangan.

Menjadi tidak benar apabila dimaksudkan untuk menyatakan ketidakmauan untuk berubah menjadi lebih baik.
“Aku memang seperti ini. Tidak akan bisa berubah. Terserah kamu akan berkata apa”. Itu kalimat yang salah. Semua dari kita bisa berubah, karena sifat manusia yang sangat lentur dan bisa dibentuk. Maka keinginan untuk dipahami harus bermula dari melelehkan kebekuan diri, jangan enggan untuk memulai, jangan enggan untuk membuka diri dan berubah menyesuaikan dengan keinginan pasangan.

Lilin yang kelihatan kokoh tegak, ternyata mudah leleh oleh panas. Es yang sangat keras membeku, ternyata mudah cair oleh suhu udara. Yang diperlukan adalah usaha dan energi, yaitu energi untuk memahami, energi untuk mengerti, energi untuk berubah menyesuaikan keinginan dan harapan pasangan.

Jika energi itu dikeluarkan dengan kesungguhan, maka akan sangat mudah belajar memahami dan mendalami relung-relung hati dan perasaan pasangan.
Yang sulit hanyalah awalnya. Setelah usaha dicurahkan untuk memahami pasangan, maka kebekuan pun mencair, meleleh menjadi bentuk yang sangat lunak. Tidak perlu ada kesombongan diri yang menutup untuk memulai hal baru.

Tidak perlu memenangkan ego yang mengajak untuk selalu bertahan dan tidak mau mengalah. Berusahalah untuk selalu memahami pasangan, setiap saat, setiap waktu.

Dengan cara itu, anda akan mendapatkan cintanya yang sangat menggebu.

Cahyadi Takariawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar