Pages

Kamis, 20 Juli 2017

JEJAK-JEJAK INARA




        Tepat pukul 02.00 dini hari aku merasakan ada sesuatu yang keluar dari jalan BAK, seperti ada urine yang mengalir sedikit, bergegas aku ke kamar mandi dan buang air kecil. Oh… rupanya benar air kencingnya keluar sedikit, “ mungkin karna aku menahan kencing jadinya kelepasan” batinku.

        Ke kamar tidur dan bersiap untuk melanjutkan tidur kembali (berbaring ke kiri dan memejamkan mata). Belum sempat tertidur perut mulai merasa mulas seperti mau BAB, akupun berpikir untuk tak terlalu menghiraukannya (nanti saja kalau sudah benar-benar kebelet BAB baru turun ke WC).


        Selang 10 menit belum juga tertidur dan merasakan mules yang sama, “eh…tanda-tanda ini…” (batinku). Maka seketika itu aku putuskan untuk menikmati saja ke-mules-an ku. Ku Bangunkan si Abi yang belum lama tertidur (baru pulang dari pekanan pukul 12.30, sama persis dengan kak Alisya saat mau dilahirkan) “mas bangun…!! Kayaknya aku mau melahirkan dech….(langsung direspon, iya kah? ) ku bilang masih mules-mules tidur lagi aja. Jeda mulespun semakin cepat kurang dari 10 menit hingga menunjukkan pukul 03.00. keringat sudah mulai mengucur seperti orang yang habis makan kepedesan, bergegas ke kamar mandi dan kemudian mandi saat itu juga. Rasanya badan agak segeran. Terus dan terus menikmati mules hingga pukul 04.30. rasanya semakin tak tertahankan, sembari menahan rasa sakit senantiasa ku lantunkan kalimat ~Laa ilaaha illa anta, Subhaanaka, innii kuntu minaz zhalimiin~, dan setiap rasa itu mulai muncul ku buat jalan kaki mengelilingi ruangan tengan lantai atas rumah, tangan suami sebagai tempat tumpuan saat badan ini mulai lemas.

        Akhirnya pukul 05.15 (ba’da subuh) kita putuskan untuk berangkat ke klinik yang telah direkomendasikan teman-teman. Ini pertama kalinya saya melahirkan di kota ini, jadi belum ada referensi Rumah Bersalin yang pas. Bismillah, kita berangkat ke klinik dengan berbekal satu tas coklat yang memang sudah aku persiapkan sejak beberapa hari yang lalu, si kakak Alisya langsung di gendong ke dalam mobil sama Abinya.

        Selama perjalanan menuju klinik badan sudah terasa lemas sekali, rasa itu muncul setiap kurang dari 3 menit hingga membuat tubuh ini menggigil Manahan rasa sakit yang sudah tak tertahankan lagi, tak henti-hentinya lisan ini terus memohon dan berdoa “Yaa Allah kuatkan aku…ku serahkan hidup dan matiku hanya kepadaMu, ~Laa ilaaha illa anta, Subhaanaka, innii kuntu minaz zhalimiin~, ~astaghfirullah hal adzim~, ~Allahu Akbar~.

        Alhamdulillah…akhirnya sampai klinik juga kira-kira pukul 05.35. kami langsung dipersilahkan masuk ke ruang persalinan. Di persilahkan berbaring dan langsung diperiksa sama bidan yang bertugas pagi itu, kata bidan ini sudah pembukaan 7,  belum boleh mengejan harus di tahan sambil meniupkan nafas lewat mulut, inilah rasa yang membuat badan semakin lemas, tak berdaya menggigil karna menahan rasa sakit yang luar biasa sampe melek merem berpegangan sekecang munkin dan dengan lisan yang tiada berhenti berdzikir (tidak bisa digambaran dengan kata-kata rasa sakitnya).

        Di ruang persalinan itu rasanya sesuatu banget nget, yang pernah ngalamin ga perlu tunjuk tangan, hehehe… jam menunjukkan pukul 06.10 wita, pembukaan sudah lengkap dan air ketuban sudah pecah, Bidan senior sudah masuk ke ruangan dan siap untuk membantu persalinan, atur nafas pelan-pelan, di pandu oleh bidan senior dan dua biadan jaga, serta dua bidan magang yang statusnya masih mahasiswa, terus memohan kemudahan kepada Yang Maha Memberi Kekuatan.

        Tepat pukul 06.20 WITA terdengarlah jeritan tangis bayi mungil nan menggemaskan, lega rasanya meski badan sudah lemas lemah gemulai. Alhamdulillah yaa Allah persalinan berjalan dengan lancar.

        Belum selesai sampai di sini, setelah si mungil nan canti keluar, masih ada teman bayi (plasenta) yang harus juga di keluarkan. Sampai pukul 06.30 belum juga lepas, dipasanglah selang agar plasenta bias lepas. Sepuluh menit kemudian diberi suntikan agar plasenta bias lepas, tapi masih juga sama, 5 menit kemudian di beri suntikan kedua dan hasilnya masih nihil, akhirnya setelah 30 menit pasca bayi keluar dan plasenta belum juga lepas maka harus di keluarkan secara manual, segera di pasang infuse dan oksigen di badan dan masuklah tangan bidan ke dalam melalui jalan lahir untuk melepskan plasenta yang masih menempel di dinding rahim. Oh….. masya Allah ini sakitnya luar biasa, melebihi sakitnya saat mengeluarkan si bayi mungil tadi, rahimku di obok-obok menggunkan tangan sampe tiga kali, darahpun mengucur bak air yang mengalir dari dalam kran. Hal ini membuat badan semakin lemas, punggung bertambah pegal, dan perut juga semakin nyeri. Tanpa pertolongan Allah apalah daya manusia, hanya bisa berdoa dan pasrah antara hidup dan mati.

        Pukul 07.30 wita semua prosses persalinan selesai, namun masih tetap berada di ruang persalinan karna masih di observasi oleh bidan, selain itu darah mengalir dengan derasnya. Tak ada henti aku terus berdoa agar dikuatkan.

        Ku depap dengan penuh kehangatan bayi kecil itu, bayi cantik nan sholihah dengan tinggi 49 cm dan berat 2.750 gram, agar ia merasakan betapa kami sangat mencintai dan mengharapkan kehadirannya.

        Selamat datang di kehidupanmu yang baru nak, sebelumnya engkau telah menjadi pemenang di dalam rahim ibumu ini. Engkau amanah bagi kami, mari bersama-sama beriringan dan bergandeng tangan untuk menggapai ridho Allah hingga kita pantas untuk memasuki surga-Nya.

Balikpapan , 06 Juli 2017
Yang mencintaimu
Ummi Nur & Abi Ilyas



        

3 komentar: