Pages

Minggu, 27 Maret 2022

TADABBUR SURAT AN NASHR




Azbabun Nuzul

Dinamakan surat An-Nasr karena memiliki arti pertolongan, yakni surat yang membahas tentang pertolongan Allah SWT yang diberikan kepada Rasulullah SAW dalam menghadapi Kaum Quraisy. Rasulullah diberi ujian berat dalam menghadapi kaumnya tersebut, berbagai cara mereka lakukan agar Rasul meninggalkan dakwah beliau, mulai dari ditawari wanita yang paling cantik di seluruh jazirah arab, ditawari kekayaan yang melimpah, ditawari kedudukan yang paling tinggi, namun semua rencana itu gagal, Rasul tetap memilih melanjutkan dakwahnya. Lalu Kaum Quraisy mulai memusuhi Nabi, melempari Nabi dengan batu, memerangi Nabi, memboikot dan perbuatan keji lainnya. Lagi-lagi Nabi tetap gigih dalam dakwah beliau hingga Allah datangkan pertolongan sebagaimana yang tertuang dalam surat An-Nasr.

Kata An-Nasr diambil dari ayat pertama. Ada yang menyebut dengan surat idzaa jaa’a, dan ada pula yang menyebut dengan nama surat At-Taudi’ (perpisahan), yakni mengisyaratkan dekatnya wafat Rasulullah SAW. 

Surat An-Nasr merupakan surat terakhir yang diturunkan kepada Rasulullah SAW setelah surat At-Taubah. Menurut Ibnu Katsir surat An-Nasr diturunkan di Mina saat Rasulullah SAW melaksanakan Haji Wada’. Sebagai mana yang dijelaskan oleh Ibnu Umar RA bahwa surat ini diturunkan pada pertengahan hari-hari tasyrik, “maka aku mengetahui bahwa hal ini merupakan al-wada’ (perpisahan).

Ada dua sebab kenapa surat An-Nasr ini diturunkan:

1. Hal ini menggambarkan sebuah kemenangan karena banyaknya orang Arab yang memeluk islam.

Umar bertanya kepada majelis perang badar “apa pendapat kalian mengenai firman Allah idza jaa’a nashrullahi wal fath dalam surat An Nasr?” “Allah memerintahkan kita untuk bertahmid dan beristighfar kepada-Nya jika Dia menolong dan memberi kemenangan,” jawab salah seorang dari mereka. Akan tetapi Ibnu Abbas RA berpendapat bahwa  idza jaa’a nashrullahi wal fath  merupakan isyarat ajal Rasulullah sudah dekat.

2. Mengisyaratkan bahwa kematian Rasulullah telah dekat. 

Setelah surat ini diturunkan, kemudian Rasulullah SAW memanggil putri beliau Fatimah dan mengabarkan bahwa kematian beliau telah dekat, seketika Fatimah pun menangis. Lalu Rasul bersabda “jangan menangis karena sesungguhnya engkau keluargaku yang paling awal menyusulku” (HR. Ad-Darimi dan Tabrani).


Makna Surat

إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ

Apabila telah datang pertolongan Allah dan dan kemenangan

Dalam ayat ini Allah SWT sedang memberikan kabar gembira kepada Rasulullah SAW dan kaum muslimin tentang 2 hal :

1. Nasrullah : pertolongan Allah maksudnya adalah kemenangan kaum muslimin terhadap kaum musyrikin, baik kemenangan secara fisik (peperangan) maupun kemenangan berargumen (terbantah oleh ayat-ayat Al Quran dan hadits rasul)

2. Al-Fath : Penaklukan Kota Makkah yang terjadi pada tanggal 20 Ramadhan tahun 8 H yang dikenal dengan peristiwa Fathul Makkah. Fathul Makkah ini dipicu karena kaum musyrikin menghianati perjanjian Hudaibiyah. Berkali-kali kaum musyrikin mengirimkan Abu Sufyan untuk memperbaharui perjanjian tersebut, kemudian Rasulullah datang ke Mekkah membawa 1.000 pasukan, kaum musyrikin banyak yang ketakutan, sebagian besar dari mereka masuk ke rumah masing-masing, ke rumah Abu Sufyan dan bersembunyi di masjid, hanya sedikit saja yang melakukan perlawanan kecil. Lalu Rasul mengumpulkan seluruh kaum musyrikin dan bertanya “kira-kira apa yang hendak aku lakukan terhadap kalian? Kaum musyrikin menjawab “Engkau orang baik dan dari keluarga baik”. Rasul berkata “pulanglah sekarang kalian sudah bebas”. 

نَصْرُ : kemenangan atau pertolongan Allah mengatasi lawan.

نَصْرُ اللَّهِ : menunjukkan bahwa kemenangan dinisbatkan kepada Allah semata.

الفتح berasal dari kata فتح yang artinya membuka, kemudian bisa diartikan sebagai sebuah kemenangan dengan terbukanya sebuah jalan yang tadinya terhalangi atau tertutup.

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Al-Fath di sini maksudnya adalah pembebasan Kota Mekah (fathul makkah). Suku-suku bangsa arab menunda masuk islam hingga pembebasan Kota Mekah.

Sayyid Kutub dalam tafsir Fii Zhilalil Qur’an juga menjelaskan bahwa surat An-Nasr mengabarkan berita gembira tentang pembebasan Kota Mekah, dan Rasulullah tahu bahwa beliau akan wafat.


وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا

dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong

Dalam ayat kedua Allah juga masih memberikan kabar gembira yakni orang-orang di seluruh jazirah Arab berbondong-bondong masuk islam. Sebenarnya sebelum peristiwa fathul makkah ada yang masuk islam namun jumlahnya sedikit dan secara sembunyi-sembunyi. Pada tahun 9 H disebut sebagai tahun Delegasi, karena banyak kabilah-kabilah dari luar Arab berdatangan untuk menyatakan masuk islam, karena banyak yang menunggu penaklukan kota Mekah.

رأيت : melihat secara langsung dengan mata kepala (mengetahui)

Rasulullah melihat secara langsung penduduk Makkah berduyun-duyun masuk Islam dan beliau mendapatkan berita bahwa penduduk jazirah Arab juga berbondong-bondong masuk Islam. Termasuk orang-orang di luar Mekah dan Madinah yang selama ini menunggu apakah Rasulullah bisa membebaskan Makkah setelah sekian lama ‘diusir’ dari tanah kelahiran yang di dalamnya ada Baitullah.


فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا

maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat”.

Ayat ke 3 berisi tentang perintah memperbanyak tasbih, tahmid dan istighfar atas kabar gembira ayat-ayat sebelumnya.

سبّح berasal dari kata سبح yang artinya berenang, yaitu seseorang yang menjauh dari posisinya, sehingga bermakna menjauhkan / mesucikan Allah dari segala kekurangan.

توابا berasal dari kata yang terdiri dari 3 huruf ta’ wauw dan ba’ yang artinya kembali. Kembalinya posisi seseorang ke tempat semula. Taubat adalah kembalinya seorang hamba ke posisinya di hadapan Allah.

Inilah taujih Rabbani saat datang pertolongan Allah dan kemenangan dari-Nya. Rasulullah diperintahkan untuk bertasbih, bertahmid dan beristighfar. Orang-orang beriman tidak boleh sombong dan euforia atas kemenangan ini. Tapi harus menyadari bahwa kemenangan itu datangnya dari Allah. Karenanya harus mendekatkan diri kepada-Nya, mensucikan-Nya, bersyukur kepada-Nya dan memohon ampunan. 


Kesimpulan

Surat An Nasr mengandung kabar gembira, arahan dan isyarat. Kabar gembira bahwa Allah SWT telah memberikan kemenangan terhadap Rasulullah dan kaum muslimin dan banyaknya orang-orang yang menyatakan masuk islam. Dalam surat ini juga memberi arahan, ketika datang pertolongan Allah dan kemenangan tersebut, hendaklah Rasulullah menghadapkan diri kepada Allah dengan bertasbih, bertahmid dan beristighfar. Kemenangan ini juga menjadi tanda bahwa waktu kematian Rasul sudah dekat.


Sumber Belajar

1. Kajian Ustadz Abdullah Zaen via youtube yufid.tv

2. Mediadakwah.net

Minggu, 20 Maret 2022

TADABBUR SURAT AL LAHAB (AL MASAD)

 



Asbabun Nuzul Surat Al Lahab


Dinamakan surat Al Lahab karena membicarakan tentang kejahatan yang dilakukan Abu Lahab kepada Rasulullah SAW, dan balasan baginya adalah api yang menyala dan bergejolak (lahab). Ada juga yang menyebut dengan nama surat Al Masad, kata ini diambil dari ayat terakhir, dan ada pula yang menyebut dengan nama surat Tabbat sebagaimana pada kalimat pada awal surat.

Sebab turunnya surat Al Lahab ini adalah ketika Rasulullah SAW berdakwah untuk kerabat dekatnya, beliau berdiri di Jabal Shafa lalu memanggil orang-orang Quraisy, lalu semua berkumpul termasuk Abu Lahab paman Nabi, yang tidak bisa hadir juga turut mengirimkan perwakilannya. Semua terheran, ada apakah gerangan wahai Muhammad engkau kumpulkan kami semua di sini? 

Lalu Rasulullah SAW menjawab sebagaimana yang  diriwayatkan oleh Imam Bukhari : “Bagaimana pendapat kalian jika aku sampaikan kepada kalian bahwa musuh akan menyerang di pagi hari atau petang hari, apakah kalian percaya?”

Mereka menjawab, “kami percaya karena engkau tak pernah berdusta sekalipun”, Lalu Rasulullah mengatakan, “Maka sesungguhnya aku memperingatkan kepada kalian akan datangnya azab yang keras.”

Tiba-tiba Abu Lahab menyela, “Celakalah kamu ini, karena inikah engkau mengumpulkan kami?” Maka Allah pun menurunkan Surat Al Lahab.


Makna Surat Al Lahab


تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ

Binasalah kedua tangan Abu lahab dan sesungguhnya dia akan binasa

Abu Lahab nama aslinya adalah Abdul Uzza. Uzza merupakan nama berhala yang bentuknya pepohonan yang kemudian pohon tersebut di tebang oleh Khalid pada Fathul Makkah. Makanya di dalam Al Quran tidak di cantumkan nama Abdul Uzza melainkan dengan nama Abu Lahab karena Uzza maknanya buruk. Lalu kenapa nama Lahab? Karena ia tampan, memiliki kulit rona kemerahan seperti nyala api yang mencuat di malam hari. Ada pula yang berpendapat bahwa Lahab di sini maknanya kobaran api yang menyala, sebagai isyarat bahwa Abu Lahab akan masuk ke dalam api jahanam yang bergejolak. Menurut Ibnu Katsir bahwa Abu lahab telah celaka, nyata merugi dan binasa.

Abu Lahab merupakan paman nabi, cucu dari Bani Hasyim, memiliki strata sosial yang tinggi, kaya, dan sangat berpengaruh terhadap politik, dan menjadi bendahara saat itu. Sebenarnya paman nabi ada banyak, namun saat Nabi berdakwah paman Nabi tinggal 4, yaitu: Hamzah bin Abdul Muthalib (pertama masuk islam), Al Abas bin Abdul Muthalib (masuk islam sekitar tahun 7/8 H), Abu Thalib (tidak masuk islam tapi membela Nabi), dan Abu Lahab.

Abu Lahab merupakan musuh bebuyutan Nabi, ia tinggal bersebelahan dengan Nabi dipisahkan oleh dinding tanpa atap, saat mendengar Nabi membaca Al Quran, Abu Lahab sengaja melempari sampah, kulit binatang mati, dan juga kotoran. Selain itu saat nabi berdakwah ke pasar, diikutilah dari belakang oleh Abu Lahab sambil melempari batu hingga kaki Nabi berdarah.

Makna dari ke dua tangan celaka : karena Abu Lahab sering menunjukkan tangan kepada Nabi sambil berkata “Hay Muhammad, Hay Muhammad celakalah engkau”. Ada juga pendapat bahwa yang celaka tidak hanya tangan Abu Lahab, tapi seluruh badan.

Kebinasaan Abu Lahab, Allah tunjukkan dengan memberikan ia sakit adasah, semacam lepra yang melukai seluruh tubuh dan menimbulkan bau busuk, keluarga menjauhinya dan tak ada seorang pun yang bersedia mengurus pemakamannya karena takut tertular. Akhirnya hingga tiga hari jasadnya dibiarkan, digali lubang di bawah tempat tidurnya dan ia dijatuhkan ke lubang itu sebagai kuburnya.


مَا أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ

Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan”

Aghna = harta, maa kasab = anak

Abu Lahab orang kaya, terpandang, ia terlalu membanggakan harta dan anak-anaknya, kelak di hari kiamat hartanya tidak bermanfaat baginya, termasuk juga anaknya yang bernama Uthaibah, ia tak bisa menolong bapaknya sama sekali, bahkan Uthaibah juga sering mengganggu dan memaki Nabi, hingga pada suatu saat Uthaibah  meludah di depan nabi sebagai bentuk penghinaan, lalu Nabi berdoa agar Uthaibah di serang binatang, lalu Allah kabulkan, Uthaibah meninggal karena di terkam singa.


سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ

Kelak dia akan memasuki api yang bergejolak (neraka)”

Allah memvonis Abu Lahab masuk neraka pada ayat ini, Paman Nabi yang seharusnya membela dakwahnya, justru menjadi musuh yang paling kejam, musuh utama, bahkan tak ada seorang pun yang memusuhi Nabi sampai sejauh yang Abu Lahab lakukan terhadap Nabi. Kelak ia akan dimasukkan ke dalam api neraka yang berkobar-kobar.


وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ

“(begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). 

Istri Abu Lahab bernama Urwah binti Harb bin Umayyah yang merupakan cucu dari Bani Umayyah, memiliki wajah yang cantik sehingga dikenal dengan nama Ummu Jamil (cantik). Ia juga sering memaki Nabi.

Makna memikul kayu bakar ada khilafiyah:

1. Menunjukkan sebuah kiasan, istri Abu Lahab menjadi provokator agar orang-orang ikut membenci Nabi, ibatar menyulut api pada kayu bakar.

2. Sengaja memikul kayu berduri, untuk diletakkan di jalan yang dilalui oleh Nabi.

3. Istrinya ikut membawa kayu bakar, kelak di akhirat untuk membakar suaminya.


فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ

Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal

Kata jiid  artinya adalah leher, biasanya untuk menggambarkan keindahan leher wanita yang dihiasi dengan kalung.

Kata masad (مسد) adalah sejenis tali yang berasal dari pohon Al Masad yang tumbuh di Yaman dan dikenal sangat kuat. Masad juga berarti tali yang terbuat dari sabut.

Makna tali yang di pintal :

Tali yang digunakan untuk memikul kayu

1. Ia bersedekah kalung emasnya dalam rangka menghalangi dakwah Nabi, sehingga dibalas dengan kalung yang menyala di neraka.

Surat ini menunjukkan bahwa keluarga Abu Lahab keluarga yang jahat, bapak, istri dan juga anak semua kompak memusuhi Nabi.

Bahwa nasab itu tidak bermanfaat jika tanpa iman.


Sumber Belajar :

1. Kajian Ustadz Firanda via Youtube

2. Kajian Ustadz Nouman via Youtube

3. Bersamadakwah.net

Sabtu, 12 Maret 2022

Menjaga Lisan

 Menahan pembicaraan itu bukanlah sesuatu yang mudah, namun bukan pula sesuatu yang mustahil untuk dilakulan. Semua bisa diupayakan, ucapan bisa kita tahan dengan cara berfikir terlebih dahulu sebelum perkataan tersebut benar-benar keluar dari lisan kita. Seberapa pentingkah untuk di ucap? atau hanya sekedar basa basi yang bahkan bisa jadi melukai perasaan lawan bicara kita? 


Jangan sampai kita menjadi orang yang menancapkan paku pada sebuah kayu, meski paku telah di cabut bekasnya tak akan pernah bilang. Sama halnya ketika kita melukai perasaan orang lain, meski sudah meminta maaf dan dimaafkan kesalahan kita, tidak ada yang bisa menjamin bahwa kesalahan kita sudah benar-benar terhapus oleh ingatan. Bisa jadi suatu waktu luka itu akan kembali menganga bila terbayang akan sebuah goresan luka. Sebelum itu terjadi  maka mari kita sama-sama menahan pembicaraan yang tidak diperlukan.

Minggu, 06 Maret 2022

Tafsir Surat Al Ikhlas

 



Asbabun Nuzul QS. Al Ikhlas

Surat Al ikhlas diturunkan di Kota Mekkah setelah surat An Naas dan Al Falaq. Surat ini merupakan surat favorit bagi kebanyakan orang, karena ayatnya pendek sehingga mudah dihafal, sering juga dibaca saat shalat, apalagi kalau waktu shalatnya terbatas auto membaca Qul huwallahu ahad ini. Hehehe


Kenapa Surat Al Ikhlas ini diturunkan?

Ada sebuah riwayat yang mengatakan bahwa pada saat itu orang-orang Quraisy meminta kepada Nabi Muhammad SAW untuk menggambarkan tentang bagaimana sifat-sifat Allah SWT. Maka kemudian Allah SWT turunkan surat Al Ikhlas ini.

Kata Al Ikhlas ini bisa dimaknai dengan kholusa yang artinya murni menjelaskan sifat-sifat Allah SWT.


Keutamaan membaca surat Al Ikhlas

1. Menyamai 1/3 Al Quran

Membaca surat Al Ikhlas satu kali sama halnya membaca 1/3 Al Quran. Kenapa dikatakan 1/3 Al Quran : karena surat Al Ikhlas menjelaskan tentang 3 hal, yaitu :

a) Sifat-sifat Allah SWT.

b) Hukum-hukum Allah SWT

c) Kisah-kisah.

Dari Abi Sa’id Al-Khudri, bahwasanya ada orang mendengar seseorang membaca “Qul huwallahu ahad”, dan diulang-ulang. Pada keesokan harinya, ia mendatangi Rasulullah SAW dan melaporkannya, seakan ia menganggap remeh. Maka Rasulullah bersabda: ”Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, ia sebanding dengan sepertiga Al-Qur`an”. (Shahih Bukhari, no 5013)

2. Wasilah masuk surga

Dari Mu’adz bin Anas Al-Juhaniy RA ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang membaca ‘QUL HUWALLAHU AHAD’ (surah Al-Ikhlas) sampai ia merampungkannya sebanyak sepuluh kali, maka akan dibangunkan baginya istana di surga.” (HR. Ahmad)

3. Surat Al Ikhlas sering di baca oleh Nabi

Waktu dianjurkan membaca surat Al Ikhlas :

- Pada shalat qobliyah subuh

- Pada shalat ba’diyah maghrib

- Saat shalat witir di rakaat ke 3

- Setiap habis shalat (3 qul)

- Sebelum tidur

- Dzikir pagi-petang


Ayat 1

Katakanlah (wahai Muhammad) “Dialah Allah Yang Maha Esa”

Ketika orang-orang Yahudi mengatakan, “Kami menyembah Uzair anak Allah.” Orang Nasrani mengatakan, “Kami menyembah Isa anak Allah.” Orang-orang musyrik mengatakan, “Kami menyembah berhala.” Maka Allah menegaskan bahwa Dia Maha Esa.

Dialah Allah Tuhan Yang Satu, Yang tiada tandingan-Nya, tidak ada yang serupa dengan-Nya, tiada nama dan sifat sempurna kecuali Dia, tidak ada yang penyayang seperti Dia, tiada yang lebih pedih siksa-Nya kecuali dari-Nya, Dialah Allah sang pemilik, pencipta, pengatur, yang memberikan kehidupan dan yang mematikan.

Kata ahad (أحد) diambil dari akar kata wahdah (وحدة) yang artinya kesatuan. Juga kata waahid (واحد) yang berarti satu. Kata ahad dalam ayat ini berfungsi sebagai sifat Allah yang artinya Allah memiliki sifat tersendiri yang tidak dimiliki oleh selain-Nya

Menurut Sayyid Qutb, “Qul huwallahu ahad” merupakan lafal yang lebih halus dan lebih lembut daripada kata “ahad.” Sebab ia menyandarkan kepada makna “wahid” bahwa tidak ada sesuatu pun selain Dia dan bahwa tidak ada sesuatu pun yang sama dengan-Nya.


Ayat 2

Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.”

Ibnu Abbas mengatakan bahwa seluruh makhluk bergantung kepada Allah dalam kebutuhan dan sarana mereka. Dialah Tuhan yang maha sempurna dalam perilaku-Nya. Maha Mulia yang sempurna dalam kemuliaan-Nya. Maha Besar yang sempurna dalam kebesaran-Nya, pemimpin yang sempurna dalam kepemimpinannya, Maha bijak yang sempurna kebijaksanaan-Nya. Allah tidak membutuhkan apa pun termasuk ibadah dari manusia karena sejatinya ibadah akan kembali kepada manusia.

Makna Ash shamad :

Tafsir Al Misbah, (الصمد) berasal dari kata kerja shamada (صمد) yang artinya menuju. Ash shamad merupakan kata jadian yang artinya “yang dituju.” 

Sayyid Qutb, (الصمد) secara bahasa adalah tuan yang dituju, yang suatu perkara tidak akan terlaksana kecuali dengan izinnya. Allah SWT adalah Tuan yang tidak ada tuan sebenarnya selain Dia. Dialah satu-satunya yang dituju untuk memenuhi segala hajat makhluk.


Ayat 3

Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.” 

Sayyid Qutb menjelaskan, hakikat Allah itu tetap, abadi, azali. Sifatnya adalah sempurna dan mutlak dalam semua keadaan. Kelahiran adalah suatu kemunculan dan pengembangan, wujud tambahan setelah kekurangan atau ketiadaan. Hal demikian mustahil bagi Allah. Kelahiran juga memerlukan perkawinan. Lagi-lagi, ini mustahil bagi Allah.

Kalau Allah punya anak berarti Dia butuh pasangan (tidak Esa), kalau Tuhan dilahirkan berarti ada kematian / ketiadaan, padahal Allah itu kekal.


Ayat 4

Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” 

Kata kufuwan (كفوا) berasal dari kata kufu’ (كفؤ) yang artinya sama. Tidak ada seorang pun yang setara apalagi sama dengan Allah SWT.

Dialah yang memiliki segala sesuatu dan yang menciptakannya, maka mana mungkin Dia memiliki tandingan dari kalangan makhluk-Nya yang bisa mendekati atau menyamai-Nya. 

Menurut Sayyid Qutb, makna ayat ini adalah, tidak ada yang sebanding dan setara dengan Allah. Baik dalam hakikat wujudnya maupun dalam sifat Dzat-Nya.


Kesimpulan

Surat ini berisi rukun-rukun aqidah dan syariat Islam paling penting. Yakni mentauhidkan Allah SWT Menyifati Allah dengan sifat sempurna dan menafikan segala sekutu bagi-Nya.

Bahwa Allah itu Esa, Allah itu tidak butuh pada siap pun dan apa pun, Allah itu tidak beranak/tidak diperanakkan, dan tak ada yang setara dengan Dia.

Surat ini merupakan bantahan telak kepada orang-orang kafir, orang-orang nashara yang menganggap bahwa Isa Al Masih itu dilahirkan. Mereka semua telah menyekutukan Allah. Maka Allah menjelaskan tauhid yang benar, yang harus diimani oleh umat Islam dalam surat ini.

Orang-orang nashara dikafirkan bukan karena membunuh, berkelakuan buruk  maupun berzina, akan tetapi mereka disebut kafir karena mengatakan Allah punya anak.

Sesungguhnya telah kafirlah orang yang mengatakan, ‘bahwasannya Allah salah seorang dari yang tiga,’ padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa .” (QS. Al Maidah:73)