Asbabun Nuzul Surat Al Lahab
Dinamakan surat Al Lahab karena membicarakan tentang kejahatan yang dilakukan Abu Lahab kepada Rasulullah SAW, dan balasan baginya adalah api yang menyala dan bergejolak (lahab). Ada juga yang menyebut dengan nama surat Al Masad, kata ini diambil dari ayat terakhir, dan ada pula yang menyebut dengan nama surat Tabbat sebagaimana pada kalimat pada awal surat.
Sebab turunnya surat Al Lahab ini adalah ketika Rasulullah SAW berdakwah untuk kerabat dekatnya, beliau berdiri di Jabal Shafa lalu memanggil orang-orang Quraisy, lalu semua berkumpul termasuk Abu Lahab paman Nabi, yang tidak bisa hadir juga turut mengirimkan perwakilannya. Semua terheran, ada apakah gerangan wahai Muhammad engkau kumpulkan kami semua di sini?
Lalu Rasulullah SAW menjawab sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari : “Bagaimana pendapat kalian jika aku sampaikan kepada kalian bahwa musuh akan menyerang di pagi hari atau petang hari, apakah kalian percaya?”
Mereka menjawab, “kami percaya karena engkau tak pernah berdusta sekalipun”, Lalu Rasulullah mengatakan, “Maka sesungguhnya aku memperingatkan kepada kalian akan datangnya azab yang keras.”
Tiba-tiba Abu Lahab menyela, “Celakalah kamu ini, karena inikah engkau mengumpulkan kami?” Maka Allah pun menurunkan Surat Al Lahab.
Makna Surat Al Lahab
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ
“Binasalah kedua tangan Abu lahab dan sesungguhnya dia akan binasa”
Abu Lahab nama aslinya adalah Abdul Uzza. Uzza merupakan nama berhala yang bentuknya pepohonan yang kemudian pohon tersebut di tebang oleh Khalid pada Fathul Makkah. Makanya di dalam Al Quran tidak di cantumkan nama Abdul Uzza melainkan dengan nama Abu Lahab karena Uzza maknanya buruk. Lalu kenapa nama Lahab? Karena ia tampan, memiliki kulit rona kemerahan seperti nyala api yang mencuat di malam hari. Ada pula yang berpendapat bahwa Lahab di sini maknanya kobaran api yang menyala, sebagai isyarat bahwa Abu Lahab akan masuk ke dalam api jahanam yang bergejolak. Menurut Ibnu Katsir bahwa Abu lahab telah celaka, nyata merugi dan binasa.
Abu Lahab merupakan paman nabi, cucu dari Bani Hasyim, memiliki strata sosial yang tinggi, kaya, dan sangat berpengaruh terhadap politik, dan menjadi bendahara saat itu. Sebenarnya paman nabi ada banyak, namun saat Nabi berdakwah paman Nabi tinggal 4, yaitu: Hamzah bin Abdul Muthalib (pertama masuk islam), Al Abas bin Abdul Muthalib (masuk islam sekitar tahun 7/8 H), Abu Thalib (tidak masuk islam tapi membela Nabi), dan Abu Lahab.
Abu Lahab merupakan musuh bebuyutan Nabi, ia tinggal bersebelahan dengan Nabi dipisahkan oleh dinding tanpa atap, saat mendengar Nabi membaca Al Quran, Abu Lahab sengaja melempari sampah, kulit binatang mati, dan juga kotoran. Selain itu saat nabi berdakwah ke pasar, diikutilah dari belakang oleh Abu Lahab sambil melempari batu hingga kaki Nabi berdarah.
Makna dari ke dua tangan celaka : karena Abu Lahab sering menunjukkan tangan kepada Nabi sambil berkata “Hay Muhammad, Hay Muhammad celakalah engkau”. Ada juga pendapat bahwa yang celaka tidak hanya tangan Abu Lahab, tapi seluruh badan.
Kebinasaan Abu Lahab, Allah tunjukkan dengan memberikan ia sakit adasah, semacam lepra yang melukai seluruh tubuh dan menimbulkan bau busuk, keluarga menjauhinya dan tak ada seorang pun yang bersedia mengurus pemakamannya karena takut tertular. Akhirnya hingga tiga hari jasadnya dibiarkan, digali lubang di bawah tempat tidurnya dan ia dijatuhkan ke lubang itu sebagai kuburnya.
مَا أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ
“Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan”
Aghna = harta, maa kasab = anak
Abu Lahab orang kaya, terpandang, ia terlalu membanggakan harta dan anak-anaknya, kelak di hari kiamat hartanya tidak bermanfaat baginya, termasuk juga anaknya yang bernama Uthaibah, ia tak bisa menolong bapaknya sama sekali, bahkan Uthaibah juga sering mengganggu dan memaki Nabi, hingga pada suatu saat Uthaibah meludah di depan nabi sebagai bentuk penghinaan, lalu Nabi berdoa agar Uthaibah di serang binatang, lalu Allah kabulkan, Uthaibah meninggal karena di terkam singa.
سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ
“Kelak dia akan memasuki api yang bergejolak (neraka)”
Allah memvonis Abu Lahab masuk neraka pada ayat ini, Paman Nabi yang seharusnya membela dakwahnya, justru menjadi musuh yang paling kejam, musuh utama, bahkan tak ada seorang pun yang memusuhi Nabi sampai sejauh yang Abu Lahab lakukan terhadap Nabi. Kelak ia akan dimasukkan ke dalam api neraka yang berkobar-kobar.
وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ
“(begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah).
Istri Abu Lahab bernama Urwah binti Harb bin Umayyah yang merupakan cucu dari Bani Umayyah, memiliki wajah yang cantik sehingga dikenal dengan nama Ummu Jamil (cantik). Ia juga sering memaki Nabi.
Makna memikul kayu bakar ada khilafiyah:
1. Menunjukkan sebuah kiasan, istri Abu Lahab menjadi provokator agar orang-orang ikut membenci Nabi, ibatar menyulut api pada kayu bakar.
2. Sengaja memikul kayu berduri, untuk diletakkan di jalan yang dilalui oleh Nabi.
3. Istrinya ikut membawa kayu bakar, kelak di akhirat untuk membakar suaminya.
فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ
“Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal”
Kata jiid artinya adalah leher, biasanya untuk menggambarkan keindahan leher wanita yang dihiasi dengan kalung.
Kata masad (مسد) adalah sejenis tali yang berasal dari pohon Al Masad yang tumbuh di Yaman dan dikenal sangat kuat. Masad juga berarti tali yang terbuat dari sabut.
Makna tali yang di pintal :
Tali yang digunakan untuk memikul kayu
1. Ia bersedekah kalung emasnya dalam rangka menghalangi dakwah Nabi, sehingga dibalas dengan kalung yang menyala di neraka.
Surat ini menunjukkan bahwa keluarga Abu Lahab keluarga yang jahat, bapak, istri dan juga anak semua kompak memusuhi Nabi.
Bahwa nasab itu tidak bermanfaat jika tanpa iman.
Sumber Belajar :
1. Kajian Ustadz Firanda via Youtube
2. Kajian Ustadz Nouman via Youtube
3. Bersamadakwah.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar